KOMPAS.com - Berikut kumpulan berita harian di wilayah Yogyakarta pada Rabu (12/1/2022):
Pelaku penendang sesajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, HF disebut pernah tinggal di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
HF pernah tinggal di Kalurahan Banguntapan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, medio 2011 silam.
Menurut Ketua RT 06 Pedukuhan Jogoragan, Samsu Hajir, kala itu HF sudah menikah dan memiliki satu anak.
Ia meminta izin tinggal untuk menempati salah satu ruangan di rusunawa.
Pihaknya pun sempat membuat pengantar untuk pembuatan Kartu Keluarga, agar bisa tinggal di rusunawa wilayah Banguntapan.
Baca juga: HF, Sosok Penendang Sesajen di Kawasan Gunung Semeru, Pernah Tinggal di Bantul
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty. Ia mengatakan hingga Selasa (11/1/2022) malam pihaknya masih koordinasi secara virtual.
Saat ini pihaknya masih fokus menyelesaikan vaksinasi kepada anak usia 6 sampai 11 tahun dengan total target sasaran vaksinasi dari kelompok ini mencapai 56.586 anak.
Baca juga: Gunungkidul Belum Laksanakan Vaksin Booster Hari ini, Apa Alasannya?
Dari 7 sampel tersebut satu orang telah melakukan perjalanan keluar kota sedangkan 6 lainnya adalah satu keluarga.
Hal tersebut disampaikan Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Selasa (12/1/2022).
"Sebagai antisipasi untuk melihat apa itu Omicron atau bukan, maka satu keluarga itu sampel kami kirim, kami periksakan, apakah itu jenis Omicron atau biasa. Nah, yang kota Yogyakarta baru sekitar 7 itu untuk WGS," ujar dia.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Kirim 7 Sampel yang Dicurigai Varian Omicron
Salah satu saksi mata, Sari (24) menceritakan, awalnya di wilayah perempatan Condongcatur cuaca cukup panas, kemudian turun hujan.
"Kejadian pastinya tadi saya tidak melihat jam, tapi sekitar jam 2. Tadi itu tiba-tiba langsung hujan, dari panas," ujar Sari, saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (12/1/2022).
Tak lama setelah hujan turun, terjadi angin kencang. Tiba-tiba baliho yang berada di pinggir jalan sisi utara roboh.
"Tiba-tiba ada angin kenceng banget, terus menghantam baliho yang paling gede. Baliho paling gede jatuh, terus mengenai tiang listrik, ngeluarin api sedikit terus jatuh," tutur dia.
Dari pengamatan Kompas.com di lokasi, baliho roboh ke arah timur menjorok ke badan jalan. Baliho yang roboh juga menimpa traffic light perempatan Condongcatur.
Baca juga: Baliho Besar di Sleman Roboh Saat Hujan Angin, Saksi: Suaranya Keras Banget
Klaster ini berawal dari seorang tamu dari luar kota.
Sementara itu sebanyak 12 kasus tersebar di wilayah Kalibawang dan dua kasus lain muncul di Kapanewon Samigaluh.
“Sebanyak 26 kontak erat terakhir negatif. Semoga selesai di Kalibawang. Itu tracing terakhir,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati di kantornya, Rabu (12/1/2022).
Jumlah penderita Covid-19 di Kulon Progo mendadak menanjak sejak awal 2022, setelah seorang warga Banjarharjo, Kalibawang, dinyatakan positif pada 4 Januari 2022.
Baca juga: Jumlah Kasus dari Klaster di Kulon Progo Bertambah, 14 Orang Positif Covid-19
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono, Wisang Seto Pangaribowo, Wijaya Kusuma, Dani Julius Zebua | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Robertus Belarminus, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.