Saat Inggris berkuasa di nusantara, penguasaan benteng pun berpindah lagi. Selama periode 1811-1816, benteng dikelola oleh Kerajaan Inggris melalui Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.
Baca juga: Museum Vredeburg Tambah Koleksi Jeep Willys
Sebelumnya disinggung bahwa benteng ini awalnya bernama Benteng Rustenburg yang artinya tempat peristirahatan.
Pergantian nama menjadi Vredeburg (tempat perdamaian) terjadi pada 1830, atau usai Perang Diponegoro.
Benteng Vredeburg pernah mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang terjadi pada 1867. Namun bangunan benteng segera diperbaiki.
Seiring dengan masuknya tentara Jepang, pengelolaan Benteng Vredeburg juga diambil alih oleh Dai Nippon.
Sama seperti pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintahan Pendudukan Jepang juga menjadikan Benteng Vredeburg sebagai pusat administrasi dan markas militer.
Pada masa awal kemerdekaan, benteng ini masih tetap difungsikan sebagai markas militer tentara nasional.
Baca juga: Sejarah VOC di Indonesia: Kedatangan, Masa Kejayaan, hingga Keruntuhannya
Bahkan pada tahun 1948, Benteng Vredeburg digunakan sebagai Akademi Militer Indonesia.
Saat ini, Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai cagar budaya, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0224/U/1981, tanggal 15 Juli 1981.
Penetapan tersebut disusul dengan perubahan tata ruang gedung untuk disesuai sebagai museum. Penyesuaian dilakukan mulai tahun 1985.
Benteng Vredeburg resmi menjadi museum pada tanggal 11 Maret 1987, dengan nama resmi Museum Bekas Benteng Vredeburg.
Sementara pada 23 November 1992, Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai Museum Khusus Perjuangan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0475/O/1992.
Sumber:
Kebudayaan.jogjakota.go.id
Cagarbudaya.kemdikbud.go.id