Salin Artikel

Benteng Vredeburg: Lokasi, Sejarah, dan Fungsinya di Masa Lalu

Salah satunya benteng yang ada di Kota Yogyakarta yang bernama Benteng Vredeburg.

Benteng ini dulunya bernama Rustenburg. Pembangunan benteng dilakukan selama periode tahun 1765-1790, saat VOC masih berkuasa.

Pembangunan Benteng Rustenberg atau Vredeburg oleh VOC ini dimaksudkan untuk mengawasi aktivitas Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Saat ini, Benteng Vredeburg sudah tercatat sebagai cagar budaya dan beralih fungsi sebagai museum yang bisa dikunjungi oleh masyarakat.

Saat ini, Benteng Vredeburg berlokasi di Kawasan Nol Kilometer (Nol KM). Kawasan ini merupakan pusat Kota Yogyakarta, dan menjadi titik temu dari arah Maliboro dan Alun-alun Utara.

Benteng Vredeburg di kelilingi oleh bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda, seperti Gedung Agung, Gereja Ngejaman (GPIB Margamulya), Senisono yang menyatu dengan Gedung Agung.

Kemudian juga ada Kantor BNI 1946, Kantor Bank Indonesia, hingga Gedung Societeit Militaire yang dulunya merupakan tempat berkumpulnya serdadu Belanda.

Adapun Gedung Societeit Militaire saat ini masuk dalam kawasan Kompleks Taman Budaya Yogyakarta (TBY).

Sejarah Benteng Vredeburg

Meski dibangun di atas lahan milik Kesultanan, namun pengelolaan bangunan Benteng Vredeburg sepenuhnya dikendalikan oleh VOC.

Awalnya benteng ini berukuran kecil. Namun lambat laun benteng terus diperluas, hingga menjadi pusat administrasi militer VOC.

Pada perjalanannya, pengelolaan benteng sempat berpindah dari satu instansi ke instansi lain. Setelah VOC bubar pada awal tahun 1800-an, penguasaan benteng diambil alih oleh perwakilan Kerajaan Belanda di Jawa.

Perwakilan Kerajaan Belanda ini disebut dengan Bataafsche Republiek. Ini merupakan instansi pemerintahan saat Belanda dikuasai oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis.

Berikutnya, Benteng Vredeburg dikuasai oleh Koninklijk Holland (Kerajaan Belanda) melalui Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada periode 1807-1811.

Saat Inggris berkuasa di nusantara, penguasaan benteng pun berpindah lagi. Selama periode 1811-1816, benteng dikelola oleh Kerajaan Inggris melalui Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.

Pergantian nama menjadi Vredeburg (tempat perdamaian) terjadi pada 1830, atau usai Perang Diponegoro.

Benteng Vredeburg pernah mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang terjadi pada 1867. Namun bangunan benteng segera diperbaiki.

Seiring dengan masuknya tentara Jepang, pengelolaan Benteng Vredeburg juga diambil alih oleh Dai Nippon.

Sama seperti pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintahan Pendudukan Jepang juga menjadikan Benteng Vredeburg sebagai pusat administrasi dan markas militer.

Pada masa awal kemerdekaan, benteng ini masih tetap difungsikan sebagai markas militer tentara nasional.

Bahkan pada tahun 1948, Benteng Vredeburg digunakan sebagai Akademi Militer Indonesia.

Saat ini, Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai cagar budaya, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0224/U/1981, tanggal 15 Juli 1981.

Penetapan tersebut disusul dengan perubahan tata ruang gedung untuk disesuai sebagai museum. Penyesuaian dilakukan mulai tahun 1985.

Benteng Vredeburg resmi menjadi museum pada tanggal 11 Maret 1987, dengan nama resmi Museum Bekas Benteng Vredeburg.

Sementara pada 23 November 1992, Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai Museum Khusus Perjuangan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0475/O/1992.

Sumber:
Kebudayaan.jogjakota.go.id
Cagarbudaya.kemdikbud.go.id

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/12/163000978/benteng-vredeburg--lokasi-sejarah-dan-fungsinya-di-masa-lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke