KOMPAS.com - Belasan warga keracunan massal di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, usai makan di acara syukuran, Kamis (23/5/2024).
Akibatnya, dua warga meninggal dunia. Korban pertama anak berusia 10 tahun dan kedua lansia berusia 60 tahun.
Lurah Ngawu, Wibobo Dwi Djatmiko mengatakan, kejadian ini bermula saat acara syukuran di Padukuhan Tumpak, Kalurahan Ngawu.
Dari informasi yang diperolehnya, Keluarga besar berkumpul, karena kebetulan ada salah satu anggota keluarga dari luar kota yang diterima di salah satu instansi pemerintahan.
Baca juga: Korban Meninggal akibat Keracunan di Gunungkidul Bertambah Jadi Dua Orang
Mereka pulang dan makan-makan bersama Kamis (23/5/2024).
"Penyebabnya apa kami belum mendapatkan informasi secara resmi," kata Bowo ditemui seusai pemakaman Senin.
"Makan-makan biasa, pulang syukuran dimasak sendiri informasinya sambelan lauknya ayam, urap itu aja (pada Kamis (23/5/2024)," ucap Bowo.
Setelah makan, belasan anggota keluarga mengalami gejala mual dan diare mulai Jumat (24/4/2024). Lalu mulai dilarikan ke rumah sakit.
Total ada 7 orang yang mengalami gejala, dan sempat dirawat di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono mengatakan, pihaknya mewaspadai Gunungkidul dengan budaya kekerabatan dan tasyakuran cukup tinggi, apalagi bulan banyak warga yang menggelar hajatan.
Pihaknya sudah memberikan surat edaran kepada puskesmas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keamanan pangan.
Apalagi pada Zulhijah nanti banyak warga yang akan menggelar hajatan.
Baca juga: Tiga Bulan, Ratusan Warga Gunungkidul Keracunan Massal, Apa Upaya Dinkes?
"Puskesmas saya minta edukasi tentang keamanan pangan, karena hajatan orang punya tasyakuran itu ingin berjalan baik ya, ingin bersedekah. Tetapi ya kemungkinan ketidak tahuan, dalam proses kemungkinan tidak sesuai dengan kita inginkan," kata Ismono di Kantor Pemkab Gunungkidul, Senin (27/5/2024).
Dia berharap puskesmas bisa berkolaborasi dengan pemerintah Kapanewon, dan Kalurahan dalam menyebarkan edukasi.
"Ini perlu edukasi pembelajaran, agar dalam pengolahan sumber air harus bersih, pengolahan pangannya dicek dulu, masih layak dimakan atau tidak," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.