YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi saat ini masih mendalami motif dugaan suami membunuh istrinya di Padukuhan Ndedel Wetan, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (5/1/2023).
"Untuk suami (diduga pelaku) sudah bisa dimintai keterangan," kata Kapolsek Semanu AKP Pudjijono saat dihubungi melalui telepon Senin (8/1/2024).
Namun demikian, pihaknya belum bisa memberikan informasi terkait perkembangan kasus dan motif pelaku.
Baca juga: Kasus Pembunuhan di Gunungkidul, Pelaku Sempat Serahkan Surat ke Tetangga tapi...
"Masih penyelidikan, dan untuk lebih lengkapnya tidak bisa diungkapkan karena ranah penyelidikan," kata dia.
Sebelumnya polisi mengatakan, pihaknya menemukan sepucuk surat.
Menurut kesaksian warga, pelaku sempat menyerahkan surat sebelum akhirnya ditemukan melakukan percobaan bunuh diri di Padukuhan Dedel Wetan, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (5/1/2023).
"Jadi sekitar pukul 07.55 WIB, mbah R menelepon saya, 'sini Er ke rumah'. Saya masuk dalam rumah ke sini bersama anak saya berusia 3 tahun," kata salah seorang saksi Erni Susilowati kepada wartawan di lokasi, Jumat.
Saat itu R menyerahkan sepucuk surat, namun setelah menerima itu dirinya kaget melihat leher sudah disayat. Dirinya tidak mengetahui jika S (57) menjadi korban pembunuhan.
"Mban R (59) memberikan kertas. Terus belum sempat membaca, mengetahui mbah R lehernya sudah disayat. Saya takut, tak lempar kertasnya, lalu saya berteriak minta tolong," ucap Erni.
Sebagai tetangga terdekat, Erni biasa berinteraksi dengan kedua orang tersebut, tetapi tidak mengetahui masalah rumah tangga keduanya. S setiap hari bekerja di Wonosari.
Baca juga: Suami di Gunungkidul Diduga Bunuh Istri
"Kemarin masih bertemu S di ladang. Tadi pagi saya tidak memberitahu jika ada tetangga yang meninggal dunia, pikir saya mungkin kecapean bangun siang," kata dia.
Tetangga lainnya Rahmadi mengatakan, jika dirinya datang R sudah dibawa ke rumah sakit. Sementar S tergeletak di ruang tamu dengan penuh luka.
"Darahnya banyak banget, warga takut mendekat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.