Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Ribuan Guru Mengaji, Prabowo: Kita Penghasil Rumput Laut Terbesar di Dunia

Kompas.com, 20 September 2023, 15:28 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan RI sekaligus bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, menghadiri agenda bersama ribuan guru ngaji di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Rabu (20/9/2023).

Dalam acara yang digelar di Prima SR Hotel and Convention, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Prabowo berbicara tentang peluang industri dan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA).

Keunggulan SDA Indonesia

Di hadapan para guru ngaji, Prabowo membicarakan posisi Indonesia di antara negara-negara lain.

Prabowo mengatakan, di bidang SDA, Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain, salah satunya terlihat di sektor perikanan dan kelautan.

"Kita penghasil rumput laut terbesar di dunia, ikan produksi terbaik ke dua (di dunia)," kata Prabowo, Rabu (20/9/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Baca juga: Saat Prabowo Segan Masukkan SBY ke Tim Pemenangan: Beliau Senior, Ngarang Aja

Melihat potensi kekayaan SDA Indonesia, Prabowo menyampaikan bahwa dia telah membentuk tim ahli untuk memaksimalkan SDA di Tanah Air.

"Negara kita sungguh sangat kaya. Kami kumpulkan pakar-pakar terbaik," ujar Prabowo.

Dengan SDA yang melimpah, Prabowo menyampaikan, saat ini, Indonesia berada di posisi 16 sebagai negara "terbesar" di dunia

"Sekarang negara kita terbesar nomor 16. (Kelak) 2045 negara kita bisa terbesar ke-5, Inggris akan kalah," ucap Prabowo.

Hadiri agenda bersama bacapres lain

Sebelumnya, Prabowo memenuhi agenda bertajuk "3 Bacapres Bicara Gagasan" yang dilaksanakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Narasi Mata Najwa di Grha Sabha Pramana, Selasa (19/09/2023).

Baca juga: Ditanya Solusi Atasi Dampak Negatif Handphone bagi Anak, Prabowo Mengaku Belum Punya Jawaban

Selain Prabowo, dua bacapres lain, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo juga menjadi pembicara dalam acara tersebut.

Saat Prabowo tiba di lokasi acara, tampak beberapa mahasiswa meminta foto. Salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Aini. Dia mengaku senang karena akhirnya bisa berfoto bersama Prabowo.

"Seneng banget. Saya baru kesampaian hari ini foto bareng dengan Pak Prabowo," ungkap Aini, Selasa (19/09/2023).

Aini yang datang ke Grha Sabha Pramana bersama beberapa temannya menuturkan, dia sudah menunggu Prabowo sejak sore.

"Tadi dari sore, dari jam 5 menunggu di sini. Alhamdulilah bisa berfoto," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau