YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku mutilasi di Sleman mengenal korban di grup media sosial. Pelaku dan korban sudah saling mengenal antara 3 sampai 4 bulan dan baru pertama kali bertemu.
Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi mengatakan, pelaku dan korban berkenalan di media sosial. Mereka berada di salah satu grup medsos.
"Mereka kenal di grup yang ada di medsos. Hasil pemeriksaan kita (kenal) sudah 3-4 bulan," ujar Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi dalam jumpa pers, Selasa (18/7/2023).
Baca juga: Dua Pelaku Mutilasi di Sleman Akan Jalani Tes Kejiwaan
Endriadi menyebutkan, kegiatan di grup media sosial Facebook yang diikuti pelaku dan korban tersebut tidak wajar. Hanya saja, Endriadi tidak menjelaskan detail terkait kegiatan tidak wajar tersebut.
"Sementara bahasa kami adalah kegiatan tidak wajar. Untuk lebih tepatnya nanti kami akan melakukan pemeriksaan terhadap psikologi atau kejiwaan terhadap yang bersangkutan," ucapnya.
Endriadi menyampaikan, meski sudah mengenal di media sosial antara 3 sampai 4 bulan, pelaku belum pernah bertemu dengan korban.
Pelaku W (29) mengundang pelaku RD (38), warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, datang ke Yogyakarta untuk bertemu dengan korban R (20). Pertemuan pertama tersebut di kamar kos salah satu pelaku di wilayah Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman.
"Kemudian, mereka berkumpul dan melakukan aktivitas yang tidak wajar berupa kekerasan ataupun aktivitas kekerasan berlebihan. Kemudian, dari kekerasan berlebihan itu korban meninggal dunia," ucapnya.
Baca juga: Dua Pelaku Mutilasi di Sleman Dijerat Pasal Berlapis
Endriadi mengungkapkan, para pelaku panik karena melihat korban meninggal dunia. Kedua pelaku kemudian melakukan mutilasi terhadap tubuh korban untuk menghilangkan jejak peristiwa yang terjadi.
Sementara itu, Wadirreskrimum Polda DIY AKBP Tri Panungko menegaskan sedang menelusuri grup-grup media sosial yang diikuti oleh para pelaku. Penelusuran ini melakui forensik digital ponsel milik para pelaku.
"Kami juga melakukan digital forensik di dalam handphone para pelaku. Di dalam handphone pelaku itu kan ada grup-grup WA, grup Facebook atau media sosial lainnya, itu sedang kita dalami," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, potongan tubuh manusia ditemukan di area Jembatan Kelor, Bangunkerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman. Dari hasil pemeriksaan, diduga potongan tubuh tersebut merupakan korban mutilasi.
Hasil identifikasi mendapati bahwa korban berinisial R, warga Pangkal Pinang. Korban berusia 20 dan berstatus sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.
Polisi pun berhasil menangkap dua orang terduga pelaku. Kedua terduga pelaku yang berhasil ditangkap yakni W (29), warga Magelang, Jawa Tengah; dan RD (38), warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.