Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mutilasi Wanita di Sleman Direkonstruksi, Terungkap Pelaku Beli Gergaji di Toko Bangunan

Kompas.com - 12/04/2023, 16:19 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY mengelar rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi seorang perempuan A (34), warga Kota Yogyakarta.

Salah satu lokasi rekonstruksi adalah toko bangunan, tempat tersangka HP (23) membeli gergaji untuk memotong tulang korban.

Wadir Reskrimum Polda DIY AKBP Tri Panungko mengatakan rekonstruksi dilaksanakan dari tersangka merencanakan hingga tertangkap.

Baca juga: Hadir di Rekonstruksi, Ayah Korban Mutilasi di Sleman Minta Pelaku Dihukum Mati

"Ada 64 adegan yang dilaksanakan oleh tersangka dari perencanaan sampai penangkapan tersangka," ujar AKBP Tri Panungko di sela-sela rekonstruksi di salah satu wisma di Jalan Kaliurang, Sleman, Rabu (12/4/2023).

Tri Panungko berkata, ada delapan lokasi di dalam rekonstruksi. Namun, dari delapan, tiga lokasi di luar kota digelar di lokasi wisma Jalan Kaliurang, Sleman.

Rekonstruksi diawali di parkiran salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Kemudian di Warmindo Jalan Kaliurang, setelah itu mes tempat tinggal HP. Kemudian di toko bangunan dan di salah satu wisma Jalan Kaliurang, Sleman.

Tri Panungko menuturkan tersangka HP memang sempat datang ke toko bangunan. Tersangka datang untuk membeli gergaji. "Jadi tersangka ini sempat membeli di toko bangunan gergaji," tegasnya.

Tersangka juga telah mempersiapkan alat-alat dengan membawa berupa pipa besi, pisau bayonet. Selain itu tersangka juga membawa cuter.

Alat-alat tersebut dibawa menggunakan tas dan digunakan oleh tersangka dalam melakukan aksinya melakukan pembunuhan dan mutilasi.

Baca juga: Rekontruksi Kasus Mutilasi di Sleman, Ada 64 Adegan di Lima Lokasi

Tersangka HP membunuh dan memutilasi tubuh korban di kamar nomor 51 salah satu wisma di Jalan Kaliurang, Dusun Purwodadi, Kalurahan Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. "Gergaji untuk pemotongan besar seperti tulang," urainya.

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY hari ini Rabu (12/04/2023) menggelar rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh HP (23) dengan korban perempuan berinisial A (34) warga kota Yogyakarta. Ada sebanyak 64 adegan yang dilakukan dalam rekonstruksi ini.

Diberitakan sebelumnya jenazah perempuan ditemukan di dalam kamar salah satu wisma Jalan Kaliurang, Dusun Purwodadi, Kalurahan Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman pada Minggu (19/3/2023) malam. Saat ditemukan, kondisi tubuh korban dalam keadaan terpotong.

Baca juga: Terancam Hukuman Mati, Pelaku Mutilasi di Sleman Berisiko Mengulangi Kejahatannya

Setelah itu, diketahui identitas korban yang merupakan seorang perempuan ini berinisial A (34). Korban merupakan warga Kota Yogyakarta.

Dari hasil penyelidikan, Polisi telah mengantongi identitas pelaku mutilasi. Polisi juga telah melakukan pengeledahan terhadap kamar kos terduga pelaku dan menemukan bukti petunjuk berupa sepucuk surat.

Polisi kemudian berhasil menangkap pelaku mutilasi di daerah Temanggung, Jawa Tengah. Pelaku yang ditangkap berinisial HP berusia 23 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com