Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, Kegalauan Perajin Tempe: Semua Sudah Subsidi, Tempe Makanan Pokok Kok Tidak Disubsidi

Kompas.com - 28/10/2022, 20:42 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.comPerajin tempe kembali mengeluhkan harga kedelai yang melambung di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut mereka, tingginya harga kedelai mempengaruhi ongkos produksi tempe.

Perajin tempe dinilai sulit berkembang dengan kondisi ini.

“Penjual tempe hanya bisa bertahan hidup,” kata Sarija (56) di rumahnya di Pedukuhan Gunung Pentul, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih, Jumat (28/10/2022).

Baca juga: Keluhkan Harga Kedelai ke Jokowi, Pedagang Tempe di Balikpapan: Saya Minta Diturunkan

Kedelai tembus Rp 700.000 per karung ukuran setengah kuintal atau sekitar Rp 14.500 per kg di pasar. Kedelai di pasaran kedelai impor.

Sarija membuat tempe bersama Jemirah (49), istrinya, sejak 2007. Dalam satu hari, mereka membuat tempe dari 10 kg kedelai setiap hari atau lebih dari 1.000 bungkus per hari.

Tempe dijual di pasar pagi Pasar Wates seharga Rp 1.000 per empat bungkus. Penghasilan kotor sekitar Rp 250.000-280.000 per hari. "Belum dihitung godhong (bungkus daun pisang), kertas dan tenaganya," kata Sarija.

Kenaikan harga kedelai membuat perajin rumahan seperti mereka selalu sulit naik kelas, tetap sebagai perajin kecil, usaha tidak bisa besar.

“Begini-begini saja. Kalau semakin hari (harga kedelai) naik terus, kita terpaksa mengisi dengan penghasilan lain. Kalau orang desa, mengisi dari hasil kelapa dan ketela. Berbeda kalau harga kedelai Rp 10.000, kami berani punya karyawan,” kata Sarijo.

Sejumlah cara digunakan agar bisa bertahan dalam kenaikan kedelai. Sebagai perajin tempe tradisional, Sarija dan Jemirah menghasilkan tempe bungkus pakai daun pisang, kertas dan dililit serat bambu.

Baca juga: Kedelai Mahal, Harga Tahu Tempe di Jawa Barat Naik dan Ukurannya Mengecil

Ia pernah menyiasati dengan mengecilkan ukuran tempe. Kini, mereka mengurangi jualan tempe Rp 1.000 per lima bungkus jadi empat bungkus.

“Di pasar, pedagang menjual ke konsumen Rp 1.000 tiga bungkus. Bisa saja suatu hari nanti Rp 1.000 per bungkus,” kata Sarija.

Di dusunnya, ada enam perajin serupa. Sementara di pasar pagi Wates terdapat sekitar 20 perajin. Perajin sepertinya melakukan hal serupa. Rata-rata perajin tempe tradisional melakukan hal serupa.

Ia mengharapkan pemerintah ikut campur tangan. Penjualan tempe sangat bergantung pada kedelai impor karena dinilai hasil produksinya lebih baik.

Bila tetap bergantung pada impor, tentu harapannya pemerintah bisa memberi subsidi untuk bahan pangan seperti kedelai agar perajin tetap bisa bertahan.

“Semua sudah menikmati subsidi, tempe belum merasakan subsidi padahal tempe itu makanan pokok juga,” kata Sarija.

Baca juga: Perajin Tahu Tempe Batal Mogok Produksi, Pedagang di Cimahi Terpaksa Naikkan Harga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com