Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Siswa SMAN 1 Wates Sepakat Akhiri Polemik Seragam, Ombudsman Tetap Dalami Keterlibatan Satpol PP

Kompas.com - 19/10/2022, 10:39 WIB
Dani Julius Zebua,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.comOmbudsman Republik Indonesia (ORI) berencana menemui pimpinan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Rencana ini sebagai upaya lanjutan Ombudsman untuk menyelidiki dugaan penyalahgunaan wewenang Satpol PP dalam polemik pengadaan seragam sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Wates.

“Pekan ini diagendakan selama tiga hari untuk meminta keterangan lanjutan ke pihak terkait,” kata Jaka Susila, Kepala Keasistenan Pemeriksaan Laporan ORI DIY, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Disdikpora DI Yogyakarta Buat Pergub Bebaskan Siswa Kenakan Seragam Pakaian Adat

Rencana pertemuan berlangsung setelah Ombudsman bertemu pengurus Paguyuban Orangtua (POT) SMAN I Wates di Wates dan AP beserta beberapa orangtua murid. Diketahui sebelumnya, AP merupakan orangtua seorang siswa kelas X, yang mengaku diintimidasi di kantor Satpol PP setelah mempertanyakan pengadaan seragam sekolah. 

“Konteks kejadian kan pengadaan di sekolah. Kita harus mendalami juga, prosesnya. Maka, kemudian kita harus bertemu dengan pihak terkait,” kata Jaka.

Jaka mengungkapkan, POT dan AP telah bersepakat mengakhiri polemik seragam. Hal ini didasari oleh kesamaan pemahaman bahwa paguyuban merupakan wadah untuk memperjuangkan hak dan kepentingan orangtua siswa.

Dengan berhentinya polemik, maka nantinya berimbas pada proses belajar mengajar yang lebih baik.

“Melihat kesepakatan hari ini iya (sepakat). Mereka sudah damai untuk menghentikan polemik yang terjadi selama ini,” kata Joko.

AP menyampaikan, dalam pertemuan terungkap perasaan bersama akan kejanggalan dalam hal pengadaan bahan seragam sekolah. Terutama dalam penentuan nominal harga hingga proses pengadaan. Dalam kasus ini, diduga ada keterlibatan sekolah yang tidak diketahui orangtua.

Dia menilai jika ada hal tak wajar dalam pengadaan seragam maka tetap harus dipertanggungjawabkan.

“Kalau harga tidak wajar ya dikembalikan. Ada hitung-hitungannya nanti,” kata AP.

Menurut AP, dalam proses memperjuangkan hak orangtua, sempat terlontar kata “penyidik” dari dirinya. Namun, menurutnya itu bukan upaya menekan, melainkan menunjukkan memang ada kejanggalan dalam proses pengadaan seragam sekolah.

“Tidak usah penyidik, orang sederhana saja bisa membuktikan kalau itu janggal,” kata AP.

Baca juga: Pro Kontra Baju Adat Jadi Seragam Sekolah, Orangtua: Merepotkan, Enggak Semua Orangtua Mampu Beli

Bagi AP, Satpol PP tidak bisa terlibat dalam polemik ini karena tidak memiliki hubungan dengan pengadaan seragam sekolah.

“Ini tentang seragam sekolah. Tidak ada hubungan dengan Perda,” kata AP.

Ketua POT SMAN 1 Wates , Suhartono mengatakan, orangtua mendukung penyelesaian masalah di tubuh paguyuban.

"Sepakat tidak saling memusuhi, sejak awal tidak ada (perselisihan). Sama-sama selaku orang tua siswa punya tanggung jawab yang sama, ada yang salah saling mengingatkan," kata Suhartono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com