Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER YOGYAKARTA] Mudik Pakai Sepeda dari Tangerang ke Gunungkidul | Penangkapan Pria Berbaju Agamis yang Diduga Terlibat Pencurian Motor

Kompas.com, 30 April 2022, 05:40 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Nanda Anjas Yuliansyah (26) mudik dari Tangerang, Banten, ke Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan sepeda.

Untuk sampai ke tujuan, warga Tangerang ini setiap harinya menempuh 100 kilometer sebelum beristirahat.

Berita lainnya, polisi menangkap seorang pria berbaju agamis yang diduga terlibat pencurian sepeda motor di Notoyudan, Pringgo Kusunan, Gedongtengen, Kota Yogyakarta, DIY.

Pria yang membawa ember untuk sumbangan itu sempat terekam kamera pengawas di lokasi pencurian kendaraan.

Berikut berita-berita yang populer di sub-rubrik Yogyakarta pada Jumat (29/4/2022).

1. Kisah Anjas mudik pakai sepeda dari Tangerang ke Gunungkidul

Ilustrasi bersepeda.UNSPLASH/SIMON CONNELLAN Ilustrasi bersepeda.

Setelah dua tahun tak mudik gara-gara pandemi Covid-19, Anjas akhirnya merasakan pulang kampung ke rumah orangtuanya di Gunungkidul.

Anjas memilih mudik memakai sepeda. Dia berangkat dari Tangerang sejak 10 April 2022.

"Rencananya mau ke Gatak, Karangmojo," ujarnya, Rabu (27/4/2022).

Dalam perjalanan panjangnya, Anjas memilih gowes saat siang hari.

Ketika malam, ia beristirahat di kota-kota yang disinggahi, di rumah kenalannya yang menetap di kota itu.

Baca juga: Cerita Anjas Mudik Naik Sepeda Ontel Selama Belasan Hari dari Tangerang ke Gunungkidul

2. Kronologi penangkapan pria berpenampilan agamis yang dicurigai terlibat pencurian sepeda motor

Tim Buru Sergap Polres Kulon Progo menangkap pemuda berpakaian agamis, kopiah dan menenteng ember merah berisi uang di jalan raya Ngestiharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemuda itu diduga terkait dengan pencurian motor di Gedongtengen, Kota Yogyakarta.DOKUMENTASI POLRES KP Tim Buru Sergap Polres Kulon Progo menangkap pemuda berpakaian agamis, kopiah dan menenteng ember merah berisi uang di jalan raya Ngestiharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemuda itu diduga terkait dengan pencurian motor di Gedongtengen, Kota Yogyakarta.

Tim Buru Sergap Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo menangkap seorang pria berpakaian gamis, berkopiah, dan menenteng ember ungu berisi uang.

Pemuda tersebut dicurigai terlibat pencurian sepeda motor di Kota Yogyakarta.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Kulon Progo Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana mengatakan, pria itu memiliki ciri-ciri yang mirip dengan pencuri yang terekam kamera pengawas di lokasi kejadian.

Dari pemuda itu, polisi mendapat surat tanda nomor kendaraan (STNK) yang sama persis seperti sepeda motor yang hilang.

“Polisi menangkapnya pada Kamis kemarin antara pukul 15.00-17.00 WIB,” ucapnya, Jumat.

Baca selengkapnya: Pemuda Berpenampilan Agamis Bawa Ember Berisi Uang Sumbangan Ditangkap, Dicurigai Terkait Pencurian Motor di Yogyakarta

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau