Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Meningkatnya Kematian Komorbid, Gugus Tugas Covid-19 Kulon Progo Sarankan Silaturahmi Lebaran Tanpa Cipika-cipiki

Kompas.com, 22 April 2022, 00:28 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyarankan agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan ketat pada masa musim mudik Lebaran. Hal ini diterapkan bahkan saat berkunjung ke keluarga maupun kerabat terdekat.

Bila pemerintah mengimbau agar silaturahmi tidak sambil makan dan minum. Gugus Tugas Kulon Progo juga menambahkan agar silaturahmi tidak perlu sampai salaman dan bersentuhan antar orang dengan sangat dekat.

“Tidak usah cipika-cipiki, deh. Menundukkan diri (saja), sampaikan permohonan maaf tapi tidak usah terlalu dekat,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati di kantor Dinas Kesehatan Kulon Progo, Kamis (21/4/2022).

Baca juga: Tak Ada Kasus Covid-19 Dilaporkan di Padang Panjang, Dinkes Imbau Warga Tetap Patuhi Prokes

Dua kali musim Lebaran berlangsung di tengah Covid-19. Budaya silaturahmi ke kampung halaman berupa mudik terhalang pandemi ini.

Musim lebaran yang ketiga berlangsung kali ini diperkirakan tidak bisa membendung keinginan warga untuk mudik. Pemerintah bahkan telah mengumumkan akan terjadi ledakan arus mudik pada musim Lebaran ini.

Baning mengungkapkan, warga mesti memperhatikan banyak hal, terutama tetap berhati-hati pada kelompok komorbid saat di kampung halaman. Mereka ini kelompok yang mudah tertular dengan risiko kematian sangat tinggi.

Gugus Tugas mencatat 93 kasus kematian akibat Covid-19 sejak Februari 2022 sampai sekarang. Sebanyak 71,9 persen kasus kematian itu mendera lanjut usia, terdiri dari 40,9 persen pada usia lebih dari 71 tahun dan 31 persen pada rentang 61-70 tahun.

Sementara sebanyak 14 persen kasus kematian akibat Covid-19 mendera usia 51 – 50 tahun, 9,7 persen di usia 41 – 50 tahun dan 4,3 persen di bawah 40 tahun.

Kematian penderita Covid-19 terbanyak terjadi pada pasien yang punya penyakit jantung, diabetes melitus, hipertensi, ginjal dan stroke.

Baca juga: UPDATE 21 April: Kasus Covid-19 Bertambah 585

Baning berpesan agar pemudik hati-hati pada kelompok rentan tersebut. “Keluarga harus melindungi diri sendiri. Saling mengingatkan dalam keluarga,” kata Baning.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulon Progo, Rina Nuryati mengungkapkan, pemerintah waspada pada penyebaran penyakit Covid-19 di musim mudik lebaran.

Pasalnya, cuti begitu panjang dan pemerintah juga tidak mensyaratkan tes dalam perjalanan. Hal itu berpeluang menimbulkan ledakan arus mudik.

Pemerintah mengimbau agar mereka yang bergejala tetap memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Hal ini untuk mengantisipasi penularan cepat Covid-19.

Baca juga: Tak Ada Kasus Covid-19 Dilaporkan di Padang Panjang, Dinkes Imbau Warga Tetap Patuhi Prokes

Pemerintah melalui puskesmas dan rumah sakit daerah, mengaku siap untuk menangani kasus suspek ini. “Maka kami himbau, suspek ke faskes akan diperiksa. Ini upaya antisipasi agar kasus tidak jadi luas,” kata Rina.

Bersamaan dengan itu, pemerintah juga mengharapkan warga tetap memanfaatkan kesempatan untuk menerima vaksin sebagai perlindungan bersama dari Covid-19.

Pemerintah tetap membuka layanan penyuntikan berjadwal, setidaknya tiga kali dalam sepekan di fasyankes.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau