Salin Artikel

Cegah Meningkatnya Kematian Komorbid, Gugus Tugas Covid-19 Kulon Progo Sarankan Silaturahmi Lebaran Tanpa Cipika-cipiki

Bila pemerintah mengimbau agar silaturahmi tidak sambil makan dan minum. Gugus Tugas Kulon Progo juga menambahkan agar silaturahmi tidak perlu sampai salaman dan bersentuhan antar orang dengan sangat dekat.

“Tidak usah cipika-cipiki, deh. Menundukkan diri (saja), sampaikan permohonan maaf tapi tidak usah terlalu dekat,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati di kantor Dinas Kesehatan Kulon Progo, Kamis (21/4/2022).

Dua kali musim Lebaran berlangsung di tengah Covid-19. Budaya silaturahmi ke kampung halaman berupa mudik terhalang pandemi ini.

Musim lebaran yang ketiga berlangsung kali ini diperkirakan tidak bisa membendung keinginan warga untuk mudik. Pemerintah bahkan telah mengumumkan akan terjadi ledakan arus mudik pada musim Lebaran ini.

Baning mengungkapkan, warga mesti memperhatikan banyak hal, terutama tetap berhati-hati pada kelompok komorbid saat di kampung halaman. Mereka ini kelompok yang mudah tertular dengan risiko kematian sangat tinggi.

Gugus Tugas mencatat 93 kasus kematian akibat Covid-19 sejak Februari 2022 sampai sekarang. Sebanyak 71,9 persen kasus kematian itu mendera lanjut usia, terdiri dari 40,9 persen pada usia lebih dari 71 tahun dan 31 persen pada rentang 61-70 tahun.

Sementara sebanyak 14 persen kasus kematian akibat Covid-19 mendera usia 51 – 50 tahun, 9,7 persen di usia 41 – 50 tahun dan 4,3 persen di bawah 40 tahun.

Kematian penderita Covid-19 terbanyak terjadi pada pasien yang punya penyakit jantung, diabetes melitus, hipertensi, ginjal dan stroke.

Baning berpesan agar pemudik hati-hati pada kelompok rentan tersebut. “Keluarga harus melindungi diri sendiri. Saling mengingatkan dalam keluarga,” kata Baning.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulon Progo, Rina Nuryati mengungkapkan, pemerintah waspada pada penyebaran penyakit Covid-19 di musim mudik lebaran.

Pasalnya, cuti begitu panjang dan pemerintah juga tidak mensyaratkan tes dalam perjalanan. Hal itu berpeluang menimbulkan ledakan arus mudik.

Pemerintah mengimbau agar mereka yang bergejala tetap memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Hal ini untuk mengantisipasi penularan cepat Covid-19.

Pemerintah melalui puskesmas dan rumah sakit daerah, mengaku siap untuk menangani kasus suspek ini. “Maka kami himbau, suspek ke faskes akan diperiksa. Ini upaya antisipasi agar kasus tidak jadi luas,” kata Rina.

Bersamaan dengan itu, pemerintah juga mengharapkan warga tetap memanfaatkan kesempatan untuk menerima vaksin sebagai perlindungan bersama dari Covid-19.

Pemerintah tetap membuka layanan penyuntikan berjadwal, setidaknya tiga kali dalam sepekan di fasyankes.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/04/22/002823178/cegah-meningkatnya-kematian-komorbid-gugus-tugas-covid-19-kulon-progo

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com