YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komite SMA Negeri 1 Yogyakarta Sumartoyo turut memantau peristiwa dugaan keracunan di SMA Negeri 1 Kota Yogyakarta.
“Karena komite juga perwakilan dari orang tua siswa,” kata Sumartoyo saat ditemui di sekolah, Kamis (16/10/2025).
Sumartoyo menambahkan komite telah melakukan edukasi kepada siswa agar untuk segera mengonsumsi makanan setelah diterima.
“Secepatnya langsung dimakan jangan ditunda-tunda, misal nanti-nanti dan dibawa ke rumah. Nah itu kan sudah melebihi waktunya. Kami dari komite terus memantau kondisi putra putri kami. Alhamdulillah ini tidak ada yang terlalu serius,” kata dia.
Sumartoyo yang juga anggota Dewan Pakar Penyelenggara Jasa Boga (PBJI) menyebut perlu keterampilan khusus untuk seseorang berkecimpung di dunia boga.
Ia juga tidak mempermasalahkan anggota SPPG berasal dari relawan.
Baca juga: 426 Siswa SMA 1 Yogyakarta Sakit Perut usai Santap MBG
“Namun sebetulnya tidak masalah mengambil tenaga dari relawan itu, sepanjang sebelumnya diberikan pemahaman atau pelatihan singkat bagaimana menjamah makanan, handlingnya, distribusinya dan sebagainya. Itu bisa dilakukan sebetulnya,” kata dia.
Menurut dia untuk mencegah terjadinya keracunan SPPG perlu dilakukan pelatihan kembali karena pengolahan makanan termasuk usaha dengan resiko tinggi.
“Bukan hanya MBG, catering dan sebagainya itu berisiko tinggi. Karena begitu masuk ke mulut itu kalau terjadi apa-apa,” kata dia.
SUmartoyo saat ditemui di SMA NEegeri 1 Yogyakarta, Kamis (16/10/2025)“Memang sesuai juknis yang ada itu tidak boleh lebih dari empat jam. Apalagi dalam kondisi ruangan terbuka. Kalau lebih dari empat jam di suhu 5-60 derajat itu juga pasti nanti akan terjadi itu tadi. Bisa juga ayamnya masaknya tidak tanak, itu bisa memungkinkan. Apalagi ada makanan yang dibawa pulang,” jelas dia.
Baca juga: Petani Sragen Sampaikan 3 Keluhan ke Bupati: dari Pembatasan Pupuk hingga Dilibatkan MBG
Ia mengaku dari PBJI DIY ada beberapa yang turut sebagai SPPG, pihaknya juga sudah melakukan pelatihan kepada anggotanya yang ikut menjadi SPPG.
“Sementara itu hanya inisiatif organisasi kami untuk membantu supaya tidak terjadi kejadian itu. Namun kalau di luar anggota PBJI kami belum. Nanti kami berupaya dengan dinkes provinsi, kota bersama-sama.,” ucap Sumaryoto.
Sebelumnya, Sebanyak 426 siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta mengalami sakit perut usai mengonsumsi menu MBG pada Rabu (15/10/2025).