Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapur MBG Wonosari, Satu-satunya SPPG di Gunungkidul ber-SLHS, Pakai Air Galon dan Masak Dadakan

Kompas.com, 7 Oktober 2025, 12:29 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah masifnya pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wonosari di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi contoh keberhasilan dalam menjaga kualitas dan higienitas pangan.

SPPG Wonosari kini menjadi satu-satunya dari belasan SPPG yang beroperasi di Gunungkidul yang sudah memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan.

Sertifikat ini wajib dimiliki setelah adanya koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Badan Gizi Nasional (BGN).

Baca juga: SPPG di Bangkalan Diberi Waktu Sebulan Urus SLHS jika Ingin Tetap Beroperasi

Kepala SPPG Wonosari, Hyndun Astry, mengungkapkan bahwa kunci utama keamanan makanan adalah penerapan praktik ketat, termasuk menghindari penyimpanan bahan baku hewani.

"Sebelum running (beroperasi) pada 17 Februari 2025 kemarin, kita mendapatkan pendampingan dari Dinas Kesehatan Gunungkidul mulai dari IKL (inspeksi kesehatan lingkungan), uji lab air, dan lain sebagainya," kata Hyndun Astry saat ditemui di kantornya, Selasa (7/10/2025).

Selama delapan bulan beroperasi, pengelolaan SPPG yang melayani 2.847 siswa dari enam sekolah di sekitar Kota Wonosari ini masih lancar dan belum menemui kendala berarti. Konsistensi dalam menjaga makanan tetap aman menjadi salah satu kuncinya.

Proses Memasak dan Logistik Anti-Basi

Hyndun menjelaskan, proses memasak dan packing makanan dilakukan secara berdampingan dan bertahap, disesuaikan dengan jadwal pengiriman sekolah untuk menjamin kesegaran.

"Salah satu (kunci) makanan aman, pengiriman bertahap, tidak dalam satu waktu. Misal SD jam 08.30 WIB, SMP jam 09.30 WIB, jadi kita masaknya bertahap juga, jadi tidak langsung jadi," jelas Hyndun

Ia menambahkan, "makanan yang dikirim ke sekolah itu belum lama masaknya."

Untuk memastikan bahan baku segar, ada petugas pemantau yang datang. Bahan-bahan seperti buah dan sayuran disortir, sedangkan bahan hewani didatangkan sesaat sebelum dimasak.

"Makanan hewani dikirim di pagi hari. Misal mau masak ayam pada distribusi hari Senin, nah ayamnya dikirim hari Senin pagi. Jadi di sini tidak ada proses penyimpanan. Barang datang langsung dimasak," tegasnya.

Baca juga: Hasil Lab Keracunan MBG di Gunungkidul: Ditemukan Bakteri dan Jamur

Kehati-hatian dalam Penggunaan Air

Dalam upaya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihak SPPG Wonosari memilih menggunakan air galon untuk memasak, meskipun air sumur sudah melalui uji lab.

"Mau pakai airnya (sumur) buat masak takutnya gimana-gimana gitu, kita juga sudah cek juga. Dinkes juga bilang bisa digunakan tetapi harus sampai benar-benar mendidih," ucap Hyndun.

"Kita khawatir juga kalau tetap gunakan air sumur. Kita tetap gunakan air galon buat masak, dan mencuci bilasan terakhir menggunakan air galon. Sehari bisa 30 galon, buat masak nasi, sayur dan sebagainya."

Inovasi Menu dan Komitmen SLHS

Untuk menjaga sanitasi, SPPG Wonosari telah dilengkapi dengan IPAL, tempat cuci tangan, dan mewajibkan penggunaan sandal khusus bagi 50 karyawan yang bertugas.

Halaman:


Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau