Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara SPPG Bener Cegah Keracunan MBG: Ahli Gizi hingga Relawan Uji Organoleptik

Kompas.com, 4 Oktober 2025, 19:22 WIB
Bayu Apriliano,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bener di Kabupaten Purworejo benar-benar menjaga ketat kualitas makanan yang disajikan untuk ribuan siswa penerima manfaat.

Setiap menu yang dimasak di dapur ini wajib melalui uji organoleptik terlebih dahulu sebelum akhirnya sampai di tangan anak-anak.

Hal ini dilakukan untuk memastikan makanan tetap sehat sebelum sampai ke para siswa penerima.

Perwakilan Yayasan Nastiti Harapan Mulia, dr Almaas, mengatakan, uji organoleptik ini adalah istilah teknis yang mencakup penilaian indra seperti penglihatan, penciuman, dan perabaan, serta rasa (mencicipi) makanan.

Baca juga: Jadi Sorotan Nasional, Begini Cara SPPG Bener Jaga Mutu MBG, Disambut Antusias Siswa

"Setiap pagi, sebelum distribusi, ahli gizi dan relawan mencoba makanan lebih dulu. Kalau aman dan sesuai standar, baru didistribusikan. Proses ini juga kami videokan dan diunggah di media sosial untuk transparansi," ujar Almaas pada Sabtu (4/10/2025).

Ia menjelaskan, standar operasional prosedur (SOP) tersebut diterapkan sebagai langkah pengendalian mutu sekaligus pencegahan dini terhadap risiko keracunan makanan.

Apalagi dapur ini setiap harinya melayani hingga 29 sekolah dan 4 posyandu, dengan penerima manfaat sekitar 3.950 anak.

Menurut Almaas, proses penyusunan menu juga tidak dilakukan sembarangan.

Seluruh tim, mulai dari kepala dapur, akuntan, hingga ahli gizi, duduk bersama untuk menyusun menu bergizi seimbang.

"Menu harus mencakup protein hewani dan nabati, karbohidrat, sayur, vitamin, mineral, serat, serta buah. Itu yang menjadi standar gizi utama," katanya.

Baca juga: Disorot Ahli Gizi dan Wapres Gibran, SPPG Bener Libatkan Ungkap Cara Jaga Kualitas Makanan

Suasana menyiapkan Makan Bergizi Gratis di SPPG Bener Kabupaten Purworejo Jawa Tengah KOMPAS.COM/BAYU APRILIANO Suasana menyiapkan Makan Bergizi Gratis di SPPG Bener Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

Selain pengendalian menu, kualitas bahan baku menjadi perhatian utama.

Semua sayur, telur, ikan, tahu, dan tempe dipasok dari UMKM lokal sekitar Bener.

"Bahan baku dicek satu per satu saat penerimaan. Kalau ada yang tidak memenuhi syarat, langsung ditolak. Jadi, tidak ada kompromi soal kualitas," tegas Almaas.

Yayasan juga melibatkan 47 relawan dapur yang setiap hari bergantian mengolah, mengemas, dan mendistribusikan makanan.

Sementara itu, Kepala SPPG Bener, Adi Candra, menambahkan, selain menerapkan uji organoleptik, pihaknya juga memastikan para pekerja dapur MBG bekerja sesuai dengan SOP yang sudah diterapkan.

"Relawan punya peran penting, mereka bekerja dengan hati. Kami selalu adakan briefing untuk mengingatkan agar SOP tetap dijalankan," imbuhnya.

Adi berharap, komitmen menjaga kualitas ini bisa menjadi contoh bagi dapur-dapur SPPG lainnya di Purworejo maupun daerah lain.

"Anak-anak adalah generasi penerus. Mereka berhak mendapatkan makanan bergizi yang aman, sehat, dan layak," tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau