Salin Artikel

Cara SPPG Bener Cegah Keracunan MBG: Ahli Gizi hingga Relawan Uji Organoleptik

PURWOREJO, KOMPAS.com – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bener di Kabupaten Purworejo benar-benar menjaga ketat kualitas makanan yang disajikan untuk ribuan siswa penerima manfaat.

Setiap menu yang dimasak di dapur ini wajib melalui uji organoleptik terlebih dahulu sebelum akhirnya sampai di tangan anak-anak.

Hal ini dilakukan untuk memastikan makanan tetap sehat sebelum sampai ke para siswa penerima.

Perwakilan Yayasan Nastiti Harapan Mulia, dr Almaas, mengatakan, uji organoleptik ini adalah istilah teknis yang mencakup penilaian indra seperti penglihatan, penciuman, dan perabaan, serta rasa (mencicipi) makanan.

"Setiap pagi, sebelum distribusi, ahli gizi dan relawan mencoba makanan lebih dulu. Kalau aman dan sesuai standar, baru didistribusikan. Proses ini juga kami videokan dan diunggah di media sosial untuk transparansi," ujar Almaas pada Sabtu (4/10/2025).

Ia menjelaskan, standar operasional prosedur (SOP) tersebut diterapkan sebagai langkah pengendalian mutu sekaligus pencegahan dini terhadap risiko keracunan makanan.

Apalagi dapur ini setiap harinya melayani hingga 29 sekolah dan 4 posyandu, dengan penerima manfaat sekitar 3.950 anak.

Menurut Almaas, proses penyusunan menu juga tidak dilakukan sembarangan.

Seluruh tim, mulai dari kepala dapur, akuntan, hingga ahli gizi, duduk bersama untuk menyusun menu bergizi seimbang.

"Menu harus mencakup protein hewani dan nabati, karbohidrat, sayur, vitamin, mineral, serat, serta buah. Itu yang menjadi standar gizi utama," katanya.

Selain pengendalian menu, kualitas bahan baku menjadi perhatian utama.

Semua sayur, telur, ikan, tahu, dan tempe dipasok dari UMKM lokal sekitar Bener.

"Bahan baku dicek satu per satu saat penerimaan. Kalau ada yang tidak memenuhi syarat, langsung ditolak. Jadi, tidak ada kompromi soal kualitas," tegas Almaas.

Yayasan juga melibatkan 47 relawan dapur yang setiap hari bergantian mengolah, mengemas, dan mendistribusikan makanan.

Sementara itu, Kepala SPPG Bener, Adi Candra, menambahkan, selain menerapkan uji organoleptik, pihaknya juga memastikan para pekerja dapur MBG bekerja sesuai dengan SOP yang sudah diterapkan.

"Relawan punya peran penting, mereka bekerja dengan hati. Kami selalu adakan briefing untuk mengingatkan agar SOP tetap dijalankan," imbuhnya.

Adi berharap, komitmen menjaga kualitas ini bisa menjadi contoh bagi dapur-dapur SPPG lainnya di Purworejo maupun daerah lain.

"Anak-anak adalah generasi penerus. Mereka berhak mendapatkan makanan bergizi yang aman, sehat, dan layak," tuturnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/10/04/192211778/cara-sppg-bener-cegah-keracunan-mbg-ahli-gizi-hingga-relawan-uji

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com