YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk menghadapi ancaman gagal panen akibat fenomena kemarau basah.
Pihak DPKP telah berkoordinasi dengan BMKG dan berbagai pihak terkait untuk meminimalkan risiko di sektor pertanian.
Baca juga: Kemarau Basah Bikin Kualitas dan Harga Tembakau Turun, Petani di Madiun Rugi
Kepala DPKP DIY Syam Arjayanti menjelaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian, penyuluh pertanian, hingga kabupaten, hingga BMKG untuk menyampaikan prediksi musim tahun ini.
“Ini kan istilah BMKG kan masih kemarau basah ya sampai sekitar awal Oktober. Kemudian Oktober, November puncaknya musim penghujan,” kata Syam saat dihubungi, Senin (15/9/2025).
Ia menambahkan beberapa hari terakhir memang terjadi hujan, namun hujan yang turun belum memenuhi persyaratan jika digunakan untuk aktivitas pertanian di sektor padi.
“Di beberapa lokasi yang daerahnya masih tergantung hujan ini belum berani menanam padi,” ujar dia.
Namun untuk sawah yang memiliki irigasi beberapa lokasi sudah mulai menanam padi.
Menurut dia menanam padi harus melihat kondisi hulu dan hilir, di hulu masyarakat sudah bisa mengkondisikan lahan dengan cara membuat bedengan, dan melakukan perbaikan irigasi yang dilakukan PU dan BBWSO.
“Harapannya dengan perbaikan saluran irigasi BBWSO itu dampak dari penggenangan air, terjadinya gagal panen akibat musim hujan bisa ditekan untuk terkena banjir dan genangan. Artinya harus bagaimana sih lahan, istilahnya manajemen lahan,” kata dia.
Dia menyebut pembangunan infrastruktur gencar dilakukan Kementan.
Baca juga: Petani Merugi, Kemarau Basah Rusak Daun Tembakau Madura Siap Panen
“Bagaimana kita membiarkan air itu mengalir tapi juga bagaimana bisa memanen air, menampung air hujan untuk mencegah genangan untuk persiapan musim tanam berikutnya,” kata dia.
Dia menambahkan petani diimbau untuk memilih varietas yang tahan terhadap musim.
“Kalau bicara terkait bagaimana memilih varietas, terutama memilih varietas yang tahan terhadap musim penghujan. Jenis komoditi nya juga mempengaruhi,” kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang