YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, mengambil langkah proaktif dengan melakukan revitalisasi Luweng dan sungai guna mengantisipasi banjir yang sering terjadi saat musim hujan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto, mengungkapkan bahwa revitalisasi akan dilakukan pada Luweng atau goa vertikal di Gunung Ringin, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu.
Selain itu, perbaikan juga akan dilakukan di Luweng Pasar Bintaos, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus, dengan total anggaran perbaikan drainase mencapai Rp 60 juta.
Baca juga: Ribuan THL di Gunungkidul Diakomodir Jadi PPPK Paruh Waktu, Antrian SKCK di Mapolres Membludak
Rakhmadian menjelaskan bahwa pengerukan Luweng dan sungai di kawasan perkotaan juga menjadi bagian dari upaya tersebut.
"Untuk Luweng Gunung Ringin sudah dilakukan pembangunan talud bronjong. Targetnya segera rampung dalam waktu dekat ini, mengingat sudah memasuki musim penghujan," katanya saat dihubungi wartawan melalui telepon pada Senin (14/9/2025).
Dia menambahkan bahwa Luweng di Pasar Bintaos akan berfungsi untuk mengatasi saluran air yang sering tersumbat, di mana air akan disalurkan ke Luweng dengan harapan tidak menggenang.
"Jika hujan, air di sekitar pasar akan menggenang karena tidak ada lagi tempat resapan air," ujarnya.
Rakhmadian juga menyoroti pentingnya pengerukan sungai, terutama di kota Wonosari, untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan.
"Sebagian besar sungai mengalami pendangkalan, sehingga rawan meluap saat hujan deras," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya telah mengalokasikan Rp650 juta dari APBD Perubahan 2025 untuk tindakan pencegahan banjir.
Baca juga: Kemarau Basah, Sebagian Telaga di Gunungkidul Masih Kering
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menambahkan bahwa pemerintah daerah juga melakukan gerakan bersih kali sebagai upaya nyata untuk menjaga lingkungan, sekaligus langkah adaptasi dan mitigasi bencana.
"Awal 2025 lalu, Gunungkidul sempat terdampak banjir akibat curah hujan tinggi, saluran air tersumbat, serta luweng tertutup sedimentasi dan sampah," ungkapnya.
Endah menyatakan bahwa perbaikan jalur air dan talut juga akan dilakukan.
"Menurut keterangan Kepala PU, butuh waktu sekitar 4 bulan sehingga akan dilanjutkan pada 2026. Tapi minimal hal-hal urgent untuk mengantisipasi musim hujan tahun ini sudah bisa kita atasi sambil masyarakat ikut menjaga," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang