YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menyebut, mendiang diplomat kemenlu ADP sempat mengonsumsi obat-obatan seperti Paracetamol dan juga chlorpheniramine sebelum meninggal.
Menanggapi temuan ini, kakak Ipar ADP, Meta Bagus menyebut bahwa hal tersebut lumrah apabila seseorang merasa sakit lalu mengonsumsi obat-obatan.
Baca juga: Keluarga Diplomat ADP Yakin Kebenaran Akan Terungkap dengan Terang
"Namanya orang sakit itu kan lumrah, ya. Kadang kita pusing, ya minum Paracetamol, kadang kalau pas lagi sembelit, ya obat sembelit, dan lain sebagainya, gitu," kata dia.
Sementara itu, AKP Adi Laksono, ahli dari Subdit Toksikologi Forensik Bareskrim Polri mengungkapkan, mulanya Subdit Toksikologi Forensik Bareskrim Polri menerima sejumlah sampel biologis dari Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang berisi organ dan cairan tubuh milik korban pada Kamis (10/7/2025).
“Sampel biologis tersebut terdiri dari delapan jenis, antara lain otak sebanyak 1 pot, empedu sebanyak 1 pot, limpa sebanyak 1 pot, hati sebanyak 1 pot, ginjal sebanyak 1 pot, lambung sebanyak 1 pot, darah sebanyak 7 tabung dan urine sebanyak 1 pot,” kata Adi di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Adi menekankan bahwa pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan senyawa toksin dalam cairan tubuh, seperti obat-obatan, bahan kimia, pestisida, dan sebagainya.
“Setelah melakukan rangkaian sampel, didapat hasil sebagai berikut: seluruh korban dan cairan tubuh milik ADP tidak terdeteksi senyawa toksin seperti pestisida, sianida, arsenik, alkohol, maupun narkoba,” tegas Adi.
Kemudian, dari hasil pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh Subdirektorat Toksikologi Forensik Bareskrim Polri, ditemukan sejumlah senyawa obat dalam beberapa organ dan cairan tubuh korban. Pada jaringan otak, terdeteksi keberadaan paracetamol.
“Namun ditemukan kandungan paracetamol dan chlorpheniramine pada berbagai jaringan dan cairan tubuh ADP,” tambah dia.
Menurut studi literatur farmakologi, chlorpheniramine adalah jenis antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, seperti hidung tersumbat dan bersin, serta dapat menyebabkan efek samping ringan seperti kantuk.
“Paracetamol adalah sejenis obat yang dapat meredakan nyeri serta menurunkan demam,” ungkapnya.
Baca juga: Diplomat ADP Pernah Akses Konsultasi Kesehatan Mental Daring, Keluarga: Itu Hal Pribadi
Diketahui, diplomat Kemlu berinisial ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban.
Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian. Penyidik juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang