YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Warga RW 09 Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Yogyakarta, memasang spanduk penolakan terhadap rencana beroperasinya kembali SPBU 44.552.14 Gedongtengen, menyusul dua insiden ledakan yang terjadi dalam waktu berdekatan.
Spanduk bernuansa oranye dengan tulisan “Menolak Tegas Beroperasinya SPBU Gedongtengen” terpampang jelas di tembok sebelah SPBU yang terletak di Jalan Letjen Suprapto.
Ketua RW 09, Heri Santosa, menjelaskan bahwa warga masih mengalami trauma berat akibat dua kejadian ledakan di SPBU tersebut pada Mei 2025 lalu.
Ledakan pertama terjadi pada area pengisian bahan bakar yang mengakibatkan luka pada seorang konsumen.
"Satu bulan itu terjadi ledakan kebakaran. Selang beberapa hari terjadi lagi, dari penampungan. Ledakannya besar hingga terasa sampai utara Stasiun Yogyakarta," ungkap Heri, Senin (30/6/2025).
Baca juga: Kronologi Kebakaran Disertai Ledakan di SPBU Gedongtengen Yogyakarta
Menurutnya, akibat ledakan kedua, beberapa rumah warga rusak, kaca sekolah dan hotel pecah, termasuk SD Gedongtengen yang terdampak secara langsung.
Warga lainnya, Miskiyah, menuturkan pengalamannya saat ledakan terjadi. Ia nyaris mengalami kebakaran di rumah saat sedang memasak.
"Kompor lompat karena ledakan. Untung isi wajannya tidak tumpah, kalau tumpah bisa kebakaran," katanya.
Ia menegaskan bahwa rasa trauma masih membekas dan warga tidak ingin mengambil risiko serupa di masa depan.
"Dari kejadian itu trauma warga tidak hilang. Jadi lebih baik ditolak saja," ujar Miskiyah.
Warga juga menuntut adanya jaminan dan perlindungan apabila SPBU tetap beroperasi.
"Kalau misalnya ada perjanjian bagaimana? Mereka mau enggak kasih asuransi untuk seluruh warga?" tegasnya.
Baca juga: Warga Sebut Kebakaran SPBU Gedongtengen Yogyakarta Sudah Dua Kali Terjadi
Menanggapi penolakan tersebut, Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, menyampaikan bahwa kejadian ledakan merupakan musibah yang sudah ditangani.
"Kita memahami bahwa ini musibah. Proses pertanggungjawaban sudah ditunaikan oleh SPBU," ujar Taufiq.
Ia menyebut ada 7 rumah yang dilaporkan mengalami kerusakan dan telah ditangani secara langsung oleh pengelola SPBU.
Taufiq juga menekankan bahwa posisi SPBU Gedongtengen dinilai strategis karena dekat dengan dua kawasan penting di Yogyakarta, yaitu Malioboro dan Stasiun Tugu.
"Silakan kalau ada warga menyampaikan haknya, tapi hal itu bisa dikomunikasikan langsung dengan SPBU," tambahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang