YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pecahnya perang antara Iran dan Israel dikhawatirkan dapat mempengaruhi komoditas ekspor dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati, menyatakan bahwa hingga saat ini dampak dari konflik di Timur Tengah belum terasa.
"Untuk saat ini belum terlihat dampaknya, karena perang baru saja terjadi. Semoga perang Israel-Iran segera berhenti sehingga tidak menambah persoalan baru bagi perdagangan global, yang hingga saat ini masih sangat terdampak oleh adanya perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas," ujar Yuna saat dihubungi pada Senin (23/6/2025).
Baca juga: Gubernur Lemhannas Sebut Saham Dunia Terguncang akibat Perang Iran-Israel
Yuna menambahkan, jika konflik Iran-Israel berkepanjangan, hal tersebut dapat mempengaruhi ekspor dari DIY, terutama mengingat bahwa saat ini ekspor ke Timur Tengah dari Yogyakarta sedang mengalami peningkatan.
"Tentu saja jika perang Israel-Iran berkepanjangan akan memberikan masalah baru bagi kegiatan ekspor DIY, di mana saat ini ekspor DIY sudah mengalami peningkatan ke wilayah Timur Tengah," jelasnya.
Perang di Timur Tengah dapat berpengaruh pada ekspor DIY karena keamanan sangat penting bagi kelancaran perdagangan.
"Jika terjadi blok atau sekutu di wilayah Timur Tengah akibat perang tersebut, tentunya bisa menghambat ekspor DIY," tambah Yuna.
Baca juga: Menteri Perdagangan Bicara soal Dampak Perang Iran-Israel ke Ekspor Indonesia
Saat ini, komoditas yang banyak diekspor ke Timur Tengah meliputi olahan pangan dan furniture.
"Ada makanan olahan seperti keripik pisang, juga olahan biskuit granola, dan furniture," kata Yuna.
Target negara ekspor DIY saat ini adalah Uni Emirat Arab (UAE), Mesir, dan Arab Saudi.
Untuk meminimalkan dampak perang, Yuna menyarankan pelaku usaha di DIY melakukan tiga langkah.
Pertama, diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu.
Kedua, pengelolaan risiko yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan pada rantai pasokan dan kenaikan biaya logistik.
Ketiga, peningkatan efisiensi dalam produksi dan logistik untuk mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing.
Baca juga: 29 WNI Dievakuasi dari Iran, Dipulangkan Sore Ini dari Azerbaijan
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santosa menyatakan bahwa pecahnya perang di Timur Tengah antara Iran dan Israel belum mempengaruhi sektor perdagangan di Indonesia.
Hal ini disampaikan setelah kunjungan ke Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Rewulu, Kabupaten Bantul.
"Perdagangan ekspor kita data baru Januari-April. Januari naik 6,5 persen," kata Budi. "Mudah-mudahan enggak ada masalah, dan mudah-mudahan perangnya cepat selesai," imbuhnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang