Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Libur Sekolah, Juru Parkir ABA Mulai Simulasi Parkir Bus di Lokasi Baru

Kompas.com, 17 Juni 2025, 09:05 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sambut libur sekolah pedagang dan juru parkir eks Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) mulai uji coba parkir di lokasi baru di Eks Menara Kopi, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pengelola ABA Doni Ruliyanto mengatakan, uji coba memasukkan bus ke Eks Menara Kopi sudah dilakukan pada Sabtu lalu.

Baca juga: Nasib Juru Parkir ABA, Minta Perlindungan Keamanan Saat di Tempat Baru

"Walaupun busnya mundur, kalau dari timur masuk belum bisa yang bus besar. Kemarin juga bus yang masuk sudah mulai nambah," kata dia saat dihubungi, Senin (16/6/2025).

Doni menambahkan uji coba di lokasi baru ini totalnya 2 bus pada Sabtu (14/6/2025), lalu Minggu (15/6/2025) ada sekitar tujuh bus, sedangkan untuk kendaraan pribadi roda 2 atau 4, baru palanggan dari rumah makan yang berada tak jauh dari eks Menara Kopi.

"Gapura yang kami sampaikan untuk minta izin itu, karena kalau diizinkan gapura tulisan area parkir Malioboro bisa kami tinggikan, nanti masuk terus busnya dari sisi selatan lewat pintu timur, kalau mau keluar tinggal langsung ke arah barat langsung ke jalan," kata dia.

"Kalau ditinggikan ga muter. Bisa langsung keluar. Kendalanya begitu bus masuk, nanti mundur," imbuh dia.

Namun walaupun para juru parkir sudah memulai aktivitas kembali, pedagang eks ABA yang direlokasi ke eks Menara Kopi belum beraktivitas normal.

"Cuma aktivitas pedagangnya belum. Mulai hari ini dari pedagang mau mulai untuk persiapan menata barangnya," ujarnya.

Doni menyampaikan setelah uji coba, pihaknya lalu rapat bersmaa menentukan kapasitas lokasi parkir. Dari hasil rapat itu diketahui kapasitas eks Menara Kopi sekitar 30 bus.

"Kemarin kita diskusi teman-teman parkir sekitar 30an, dengan catatan akses kepala di sisi barat, bisa buat 3 baris yang di hanggar. Tapi kalau masih mundur kita hanya berani 2 baris," kata dia.

Baca juga: Pemerintah Yogya Siapkan Rp 2 Miliar Untuk Relokasi Warga ABA, Pedagang dan Juru Parkir Direlokasi Bebas Retribusi 2 Tahun

Sedangkan untuk motor dan mobil belum dilakukan uji coba parkir di eks Menara Kopi.

Dia berharap, jalan dari eks Menara Kopi hingga Malioboro diberi penerangan karena saat kondisi gelap wisatawan yang parkir takut berjalan kaki menuju Malioboro.

"Bus rombongan 4 itu datangnya sekitar habis isya. Mereka ga lama di menara karena penerangan dari menara ke Malioboro jauh dan gelap. Kita dengar dari crew sopir mau jalan ke Malioboro tidak berani, gelap," kata dia.

"Kami harap di sekitar situ ada penunjang penerangan yang nanti juga memudahkan wisatawan ke Malioboro," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau