YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul menemukan puluhan ekor sapi terjangkit cacing hati selama proses penyembelihan hewan kurban pada 7-8 Juni 2025.
Dari 4.143 sapi yang disembelih, 83 ekor di antaranya menunjukkan tanda infeksi.
Baca juga: Sapi Kurban Presiden Prabowo Tidak Disalurkan Lewat BGN
"Total ada 83 ekor sapi terjangkit cacing hati, ditemukan dari pemeriksaan sebanyak 4.143 ekor sapi kurban yang disembelih," kata Kepala DPKH Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari saat dihubungi wartawan melalui telepon Senin (9/6/2025).
Dia mengatakan penyakit cacing hati yang menjangkiti hewan kurban masuk dalam kategori ringan.
Namun demikian, pihaknya tetap meminta kepada panitia agar organ yang terpapar parasit dan cacing hati untuk dikubur.
"Organ yang terjangkit cacing hati untuk tidak dikonsumsi, organ tersebut dikubur. Sedangkan, untuk daging tidak terpapar tetap boleh dimakan," kata Wibawanti.
DPKH selama penyembelihan juga mengawasi proses pengepakan di sejumlah titik, agar pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar.
"Kami menerjunkan ratusan tim pemantauan yang disebar di lokasi penyembelihan hewan kurban. Adapun, tim pembuatan ini terdiri dari dokter hewan hingga petugas dari DPKH sendiri," kata Wibawanti.
Baca juga: Ratusan Ekor Sapi Mengidap Cacing Hati di Bantul, Bagaimana Sapi Presiden Prabowo?
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan total hewan kurban yang dipotong mencapai 19.086 ekor, dengan rincian 4.016 ekor sapi, 12.975 ekor kambing, dan 2.095 ekor domba.
Cacing hati yang ditemukan tergolong rendah dibandingkan dengan jumlah hewan kurban. Warga tidak perlu khawatir karena bagian hati terinfeksi langsung dibuang, sementara yang sehat tetap aman dikonsumsi
Hewan dengan kondisi seperti lato-latotetap aman dikurbankan, selama tidak lebih dari 50 persen tubuhnya terpengaruh, mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kasus cacing hati itu wajar, tingkat kejadiannya sangat rendah," kata Retno.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang