Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Herkules, Sapi dari Kulon Progo yang Kini Jadi Milik Presiden

Kompas.com, 23 Mei 2025, 16:50 WIB
Dani Julius Zebua,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Seekor sapi bernama Herkules, yang memiliki bobot lebih dari 800 kilogram, kini menjadi perhatian di Padukuhan Bantengan Kidul, Kalurahan Brosot, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sapi jantan peranakan ras simmental dan limousin ini merupakan bantuan presiden (banpres) yang akan disembelih pada hari raya Idul Adha mendatang.

Herkules memiliki ciri khas tubuh berwarna coklat dengan kepala putih dan bertanduk putih.

Usianya saat ini mencapai 2,5 tahun.

Baca juga: Mengenal Bawor, Sapi Simetal Kurban Presiden Prabowo, Berat 1 Ton, Harga Rp 93 Juta

Pemiliknya, Herman Supranoto (38), merasa bangga dapat menjual sapi tersebut kepada orang nomor satu di Indonesia.

"Sapinya gagah kan? Kepala besar, badan berotot. Karena itu saya beri nama Herkules," ungkap Herman.

Proses pembelian Herkules dimulai ketika beberapa orang dari dinas pertanian dan pangan datang mencari sapi banpres dua pekan lalu.

Baca juga: Mengapa Idul Adha Disebut Hari Raya Kurban dan Lebaran Haji?

Baca juga: Masak Daging Kurban, Mana yang Benar: Cuci Dulu atau Tidak?

Perawatan khusus sapi herkules

Mengenal Herkules, Sapi dari Kulon Progo yang Kini Jadi Milik PresidenKOMPAS.COM/DANI JULIUS Mengenal Herkules, Sapi dari Kulon Progo yang Kini Jadi Milik Presiden

Herman awalnya menawarkan dua sapi lainnya, yakni jantan hitam dan jantan putih, yang masing-masing memiliki bobot lebih dari 1 ton.

Namun, mereka akhirnya memilih Herkules dan membelinya seharga Rp 80 juta.

Herman menjelaskan bahwa ia berencana menjual Herkules pada musim kurban tahun depan, setelah sapi tersebut cukup gemuk dan menguntungkan.

"Herkules masih bisa lebih gemuk di tahun depan, bahkan lebih dari satu ton. Harga jualnya pun tentu akan lebih bagus," katanya lagi.

Baca juga: 6 Bangunan Aset Negara Dirusak Anggota Ormas GRIB Jaya, KAI Rugi Ratusan Juta

Meskipun demikian, ketika ada tawaran untuk menjual Herkules sebagai bantuan presiden, Herman tidak ragu untuk melepaskannya.

"Saya merasa bangga bisa membantu," tambahnya.

Herman telah menjalankan usaha penggemukan sapi sejak 2022, setelah sebelumnya menggeluti usaha budidaya sapi sejak 2019.

Saat ini, ia memiliki 18 sapi dari berbagai jenis.

"Usaha penggemukan maju, banyak orang membeli sapi di sini. Saat ini, selain Presiden RI, dua sapi saya pernah dibeli juragan emas dari Indramayu," katanya.

Baca juga: Saya Merasa Berdagang Tidak Mudah, Ada Kesalahan Barang Disita, dan Langsung Dipidana

Untuk menjaga kualitas Herkules, Herman memberikan perhatian khusus dengan membangun gazebo bagi pekerja yang menjaga dan merawat sapi tersebut.

Ia juga menambah dua titik CCTV di kandang.

"Kita beri perhatian khusus. Karena bisa saja ternak aktif bergerak-gerak, terbelit oleh talinya sendiri, atau gangguan lain," jelasnya.

Setiap hari, sapi tersebut dimandikan dan diberi makan tepat waktu.

Herman memberikan pakan berupa jerami, ampas tahu, dan mineral.

"Saya selalu menambah makan bagi Herkules. Dengan begitu, sapi akan terlihat lebih gemuk dan sangat sehat. Ketika dipotong, dagingnya bisa lebih banyak. Biar yang menerima nanti lebih puas," tutup Herman.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengecek Kesehatan dan Memelihara Hewan Kurban? Ini Panduan Lengkapnya...

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau