Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Komitmen Warga Kulonprogo Wujudkan Idul Adha Tanpa Sampah Plastik...

Kompas.com, 19 Mei 2025, 13:30 WIB
Dani Julius Zebua,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

KULONPROGO, KOMPAS.com - Warga di padukuhan Mendolo, kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik sebagai wadah daging pada hari raya Idul Adha.

Inisiatif ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk menjaga lingkungan sambil merayakan tradisi kurban.

Sebagai alternatif, warga berencana menggunakan daun pisang dan daun jati yang mudah diperoleh di sekitar dusun sebagai wadah daging.

"Rencananya akan pakai daun pisang dan daun jati, bahannya banyak dan gampang didapati," ungkap Siran, dukuh atau kepala dusun Mendolo, pada Sabtu (17/5/2025).

Baca juga: Sampah Plastik Cemari Pantai Pasir Padi, Pengunjung Keluhkan Kondisi Tak Terawat

Rencana ini sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi pemakaian plastik saat membagikan daging kurban, dengan tujuan mengurangi sampah plastik dan menjaga kebersihan lingkungan.

Tantangan Mengurangi Sampah Plastik

Siran menjelaskan bahwa dirinya telah menerima surat edaran dari pemerintah terkait hal tersebut.

Warganya kini tengah merancang kegiatan pembagian daging dengan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan seperti yang diimbau.

Namun, dia menambahkan bahwa penerapan ini memerlukan perhatian lebih untuk wilayah Mendolo, karena warganya tinggal di lokasi yang sulit dijangkau dengan kontur perbukitan.

Penyembelihan kurban sendiri dilaksanakan di masjid Al Amin, dan sebanyak 75 keluarga akan menjadi penerima kurban.

Baca juga: Warga Semarang Ubah Sampah Plastik jadi BBM, Wali Kota Dukung Uji Laboratorium

"Kami biasanya membagikan pakai motor yang bukan matic. Kalau plastik memudahkan," kata Siran.

Dengan kekurangan aksesibilitas, tantangan tetap ada, tetapi upaya untuk menggunakan alternatif ramah lingkungan tetap menjadi fokus utama.

Tradisi Lama di Tegalsari...

Di tempat lain, tepatnya di Tegalsari, kalurahan Ngargosari, warga telah mengurangi penggunaan plastik pada setiap musim kurban selama tiga tahun terakhir.

Mereka menggunakan besek atau anyaman bambu sebagai wadah daging.

Dukuh Tegalsari, Mustohal, menjelaskan bahwa penggunaan besek memberikan banyak manfaat.

"Besek punya banyak manfaat, mulai dari pemakaian ulang, pengemasan mudah, daging tidak mudah busuk karena tidak terlalu lama berair, membagikannya lebih mudah," ujarnya.

Mustohal menambahkan bahwa besek juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian warga setempat, karena kemasan yang terbuat dari bambu ini diproduksi oleh masyarakat lokal.

Baca juga: Sampah Plastik Menumpuk, Air Minum Kemasan Dilarang di Labuan Bajo

"Sekaligus meningkatkan ekonomi warga," imbuhnya.

Pada tahun ini, di masjid tempat Mustohal, akan dilakukan penyembelihan untuk 300 penerima.

Komitmen Eco-theology

Kepala kantor Kementerian Agama Kulon Progo, Muhamad Wahib Jamil, menjelaskan bahwa pemerintah mengimbau masyarakat untuk meminimalisir penggunaan plastik pada saat hari raya kurban.

Selain itu, di kementerian juga terdapat program eco-theology yang mengkaji hubungan antara agama dan alam, dalam konteks isu lingkungan.

"Program eco-theology, bagaimana agama memperhatikan lingkungan hidup," kata Wahib pada kesempatan berbeda.

Belum lama ini, pemerintah kabupaten Kulon Progo juga mengeluarkan edaran tentang pelaksanaan hari raya Idul Adha tanpa plastik, menegaskan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau