KULONPROGO, KOMPAS.com - Warga di padukuhan Mendolo, kalurahan Pagerharjo, kapanewon Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik sebagai wadah daging pada hari raya Idul Adha.
Inisiatif ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk menjaga lingkungan sambil merayakan tradisi kurban.
Sebagai alternatif, warga berencana menggunakan daun pisang dan daun jati yang mudah diperoleh di sekitar dusun sebagai wadah daging.
"Rencananya akan pakai daun pisang dan daun jati, bahannya banyak dan gampang didapati," ungkap Siran, dukuh atau kepala dusun Mendolo, pada Sabtu (17/5/2025).
Baca juga: Sampah Plastik Cemari Pantai Pasir Padi, Pengunjung Keluhkan Kondisi Tak Terawat
Rencana ini sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi pemakaian plastik saat membagikan daging kurban, dengan tujuan mengurangi sampah plastik dan menjaga kebersihan lingkungan.
Siran menjelaskan bahwa dirinya telah menerima surat edaran dari pemerintah terkait hal tersebut.
Warganya kini tengah merancang kegiatan pembagian daging dengan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan seperti yang diimbau.
Namun, dia menambahkan bahwa penerapan ini memerlukan perhatian lebih untuk wilayah Mendolo, karena warganya tinggal di lokasi yang sulit dijangkau dengan kontur perbukitan.
Penyembelihan kurban sendiri dilaksanakan di masjid Al Amin, dan sebanyak 75 keluarga akan menjadi penerima kurban.
Baca juga: Warga Semarang Ubah Sampah Plastik jadi BBM, Wali Kota Dukung Uji Laboratorium
"Kami biasanya membagikan pakai motor yang bukan matic. Kalau plastik memudahkan," kata Siran.
Dengan kekurangan aksesibilitas, tantangan tetap ada, tetapi upaya untuk menggunakan alternatif ramah lingkungan tetap menjadi fokus utama.
Di tempat lain, tepatnya di Tegalsari, kalurahan Ngargosari, warga telah mengurangi penggunaan plastik pada setiap musim kurban selama tiga tahun terakhir.
Mereka menggunakan besek atau anyaman bambu sebagai wadah daging.
Dukuh Tegalsari, Mustohal, menjelaskan bahwa penggunaan besek memberikan banyak manfaat.
"Besek punya banyak manfaat, mulai dari pemakaian ulang, pengemasan mudah, daging tidak mudah busuk karena tidak terlalu lama berair, membagikannya lebih mudah," ujarnya.
Mustohal menambahkan bahwa besek juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian warga setempat, karena kemasan yang terbuat dari bambu ini diproduksi oleh masyarakat lokal.
Baca juga: Sampah Plastik Menumpuk, Air Minum Kemasan Dilarang di Labuan Bajo
"Sekaligus meningkatkan ekonomi warga," imbuhnya.
Pada tahun ini, di masjid tempat Mustohal, akan dilakukan penyembelihan untuk 300 penerima.
Kepala kantor Kementerian Agama Kulon Progo, Muhamad Wahib Jamil, menjelaskan bahwa pemerintah mengimbau masyarakat untuk meminimalisir penggunaan plastik pada saat hari raya kurban.
Selain itu, di kementerian juga terdapat program eco-theology yang mengkaji hubungan antara agama dan alam, dalam konteks isu lingkungan.
"Program eco-theology, bagaimana agama memperhatikan lingkungan hidup," kata Wahib pada kesempatan berbeda.
Belum lama ini, pemerintah kabupaten Kulon Progo juga mengeluarkan edaran tentang pelaksanaan hari raya Idul Adha tanpa plastik, menegaskan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang