"Itu difasilitasi betul, kami datang makan enak gratis dan itu beberapa kali, dan saya kira itu komitmennya bagus. Saat itu ada karyawannya yang kartunis tapi sudah Almarhum," kata dia.
Kuss menilai, Hamzah mampu membuat ikon-ikon di dinamika Kota Yogyakarta salah satunya Raminten, yang lama kelamaan memiliki nilai kultural tinggi.
"Raminten itu toko souvenir dan itu sangat kuat ingatan publik ketika orang datang ke Jogja," kata dia.
Baca juga: Hamzah Raminten Meninggal, Sempat Dirawat di RS Sardjito Sejak Senin
Cabaret show yang diinisiasi oleh Hamzah juga sebagai catatan bahwa Yogyakarta dibangun dengan konsep Keraton, Kampus, Kelompok, dan Kampung.
Lanjut dia dengan cabaret show Hamzah mampu merangkul kelompok-kelompok marjinal yang ada di Kota Yogyakarta.
"Komunitas atau kelompok marjinal itu entah itu disebut LGBT dan lain-lain, betul-betul dirangkul dengan empatik dan difasilitasi. Dan itu sulit terjadi di kota lain, disini kan tantangannya banyak kelompok lain bersebrangan tapi ini bisa," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang