Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Pesing di Malioboro Yogyakarta, Siapa Pelakunya?

Kompas.com, 10 April 2025, 09:38 WIB
Diamanty Meiliana

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Jalan Malioboro yang menjadi ikon wisata Kota Yogyakarta dikeluhkan sejumlah wisatawan karena munculnya bau pesing yang cukup menyengat, terutama saat libur Lebaran 2025.

Keluhan ini mencuat di kalangan warganet dan pengunjung yang merasakan ketidaknyamanan saat berkunjung ke kawasan ini.

Pengunjung Malioboro, seperti Dwi, juga mengonfirmasi bahwa bau pesing tersebut cukup mengganggu dan sangat terasa di area-area tersebut.

"Di sekitar simpang empat Pajeksan, lalu di depan Ramai Mal yang di pinggir bukan yang masuk gang," kata Dwi saat ditemui awal pekan ini.

Siapa pelakunya?

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ekwanto, memberikan penjelasan bahwa bau pesing tersebut kemungkinan besar bersumber dari kuda-kuda andong yang biasa mangkal di kawasan tersebut.

Baca juga: Keluhan Bau Pesing di Malioboro, Ini Respons Pemkot Yogyakarta

Marmoyo dan Suparman ditemui di Malioboro, Jumat (29/4/2022)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Marmoyo dan Suparman ditemui di Malioboro, Jumat (29/4/2022)

Tempat peristirahatan khusus kuda (cowaan) memang menjadi salah satu titik yang diduga kuat menjadi sumber aroma tak sedap ini.

Ekwanto menjelaskan, pihaknya sudah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mewajibkan para kusir andong untuk langsung menyiram lokasi ketika kuda mereka buang air kecil.

"Kalau pesing kalau di cowaan itu mungkin andong, tapi SOP-nya ketika andong itu buang air kecil langsung disiram," ujarnya pada Selasa (8/4/2025).

Untuk lebih meminimalisir bau, Ekwanto bahkan menginstruksikan agar para kusir andong menggunakan pewangi atau parfum khusus untuk mengurangi aroma yang mengganggu pengunjung.

Ia juga menegaskan bahwa SOP tidak hanya berlaku untuk masalah urin, tetapi juga kotoran kuda. Jika kotoran kuda jatuh di jalan, para kusir yang sedang tidak membawa penumpang wajib membersihkannya agar tidak mengganggu kenyamanan wisatawan.

Baca juga: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Ingin Kuda di Malioboro Dipasangi Popok

Meski demikian, Ekwanto juga tidak menampik bahwa sumber bau pesing mungkin saja berasal dari wisatawan atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak menjaga kebersihan lingkungan.

"Kemungkinan ada juga orang-orang yang ODGJ dan sebagainya," kata dia.

Untuk mengatasi persoalan ini secara menyeluruh, pihak pengelola kawasan Malioboro berencana melakukan evaluasi dan intensifikasi kegiatan penyemprotan cairan pembersih sebanyak dua kali seminggu, terutama di titik-titik yang banyak dikeluhkan pengunjung seperti area sekitar Simpang Empat Pajeksan dan depan Ramai Mal.

Dipakaikan popok jadi solusi?

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, telah melakukan pengecekan langsung di lapangan dan menemukan masih banyak kotoran kuda yang tercecer di sepanjang jalur wisata tersebut.

“Masih banyak mempret-mempret (kencing dan kotoran berceceran). Jadi tahi jarannya (kuda) itu mempret-mempret itu di beberapa titik,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).

Baca juga: Viral Temuan Tumpukan Sampah di Salah Satu Lokasi Kawasan Malioboro

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau