Editor
YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Jalan Malioboro yang menjadi ikon wisata Kota Yogyakarta dikeluhkan sejumlah wisatawan karena munculnya bau pesing yang cukup menyengat, terutama saat libur Lebaran 2025.
Keluhan ini mencuat di kalangan warganet dan pengunjung yang merasakan ketidaknyamanan saat berkunjung ke kawasan ini.
Pengunjung Malioboro, seperti Dwi, juga mengonfirmasi bahwa bau pesing tersebut cukup mengganggu dan sangat terasa di area-area tersebut.
"Di sekitar simpang empat Pajeksan, lalu di depan Ramai Mal yang di pinggir bukan yang masuk gang," kata Dwi saat ditemui awal pekan ini.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ekwanto, memberikan penjelasan bahwa bau pesing tersebut kemungkinan besar bersumber dari kuda-kuda andong yang biasa mangkal di kawasan tersebut.
Baca juga: Keluhan Bau Pesing di Malioboro, Ini Respons Pemkot Yogyakarta
Marmoyo dan Suparman ditemui di Malioboro, Jumat (29/4/2022)Tempat peristirahatan khusus kuda (cowaan) memang menjadi salah satu titik yang diduga kuat menjadi sumber aroma tak sedap ini.
Ekwanto menjelaskan, pihaknya sudah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mewajibkan para kusir andong untuk langsung menyiram lokasi ketika kuda mereka buang air kecil.
"Kalau pesing kalau di cowaan itu mungkin andong, tapi SOP-nya ketika andong itu buang air kecil langsung disiram," ujarnya pada Selasa (8/4/2025).
Untuk lebih meminimalisir bau, Ekwanto bahkan menginstruksikan agar para kusir andong menggunakan pewangi atau parfum khusus untuk mengurangi aroma yang mengganggu pengunjung.
Ia juga menegaskan bahwa SOP tidak hanya berlaku untuk masalah urin, tetapi juga kotoran kuda. Jika kotoran kuda jatuh di jalan, para kusir yang sedang tidak membawa penumpang wajib membersihkannya agar tidak mengganggu kenyamanan wisatawan.
Baca juga: Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo Ingin Kuda di Malioboro Dipasangi Popok
Meski demikian, Ekwanto juga tidak menampik bahwa sumber bau pesing mungkin saja berasal dari wisatawan atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak menjaga kebersihan lingkungan.
"Kemungkinan ada juga orang-orang yang ODGJ dan sebagainya," kata dia.
Untuk mengatasi persoalan ini secara menyeluruh, pihak pengelola kawasan Malioboro berencana melakukan evaluasi dan intensifikasi kegiatan penyemprotan cairan pembersih sebanyak dua kali seminggu, terutama di titik-titik yang banyak dikeluhkan pengunjung seperti area sekitar Simpang Empat Pajeksan dan depan Ramai Mal.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, telah melakukan pengecekan langsung di lapangan dan menemukan masih banyak kotoran kuda yang tercecer di sepanjang jalur wisata tersebut.
“Masih banyak mempret-mempret (kencing dan kotoran berceceran). Jadi tahi jarannya (kuda) itu mempret-mempret itu di beberapa titik,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).
Baca juga: Viral Temuan Tumpukan Sampah di Salah Satu Lokasi Kawasan Malioboro