Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Perjalanan Dinas Dipotong, Sektor Mana yang Paling Terpukul?

Kompas.com, 10 Februari 2025, 19:44 WIB
Wijaya Kusuma,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menerapkan kebijakan memangkas anggaran perjalanan dinas minimal 50 persen. Kebijakan ini dalam rangka efisiensi anggaran negara.

Dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM Yudistira Permana menyampaikan pandanganya terkait dampak pemangkasan anggaran perjalanan dinas.

Yudistira Permana melihat, pemangkasan anggaran perjalanan dinas akan berdampak pada sektor akomodasi.

Baca juga: Efisiensi Anggaran, Prabowo: 5 Tahun Enggak Usah ke Luar Negeri kalau Perlu

Dampak efisiensi anggaran

"Ini pasti berdampak, apakah dampaknya besar? Dampaknya sih memang cukup besar," ujar Dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM Yudistira Permana saat dihubungi, Kompas.com, Senin (10/02/2025).

Yudistira menyampaikan, dampak yang besar ini mengingat selama ini, terutama saat pandemi Covid-19 dan pasca Covid-19, sektor akomodasi banyak menggantungkan pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, seperti perjalanan dinas.

Kemudian yang paling besar merasakan dampak dari pemangkasan anggaran perjalanan dinas adalah sektor hotel hingga transportasi.

"Dampak yang paling terasa itu jelas ke akomodasi, terutama hotel dan sebagainya, plus juga makanan. Hotel, resto dan juga cafe, lebih spesifiknya industri itu. Kemudian yang kedua, travel transportasi," ucapnya.

Menurut Yudistira, efisiensi anggaran termasuk pemangkasan anggaran perjalanan dinas, sesuatu yang tidak dapat dihindari lagi.

Penyesuaian sektor akomodasi

Yudistira melihat akan ada penyesuaian kembali dari sektor akomodasi seiring dengan tidak dapat lagi menggantungkan dari kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Proses untuk mencari celah peluang baru ini, diprediksi Yudistira mungkin akan butuh waktu 2-3 tahun.

"Saya pikir akan ada penyesuaian, mungkin agak seret dulu tahun ini, tetapi tahun depan akan mulai menemukan ritmenya lagi," tuturnya.

Yudistira mengungkapkan potensi wisata tentu masih tetap bisa dimanfaatkan.

Baca juga: Erick Thohir Pastikan Pemotongan Anggaran Tak Buat Proyek BUMN Berhenti

Peluang WFA perlu ditangkap

Selain itu, Yudistira melihat penerapan skema work from anywhere pemerintah bisa menjadi peluang yang cukup besar untuk bisa ditangkap.

Sebab dengan adanya skema itu, menurut Yudistira, akan memicu prilaku orang bekerja di tempat-tempat seperti cafe atau working space.

"Selain pemotongan juga WFH, bisa jadi itu memicu prilaku orang akan bekerja di cafe, atau working space, yang itu mungkin hotel bisa sediakan ruang-ruang untuk itu," ungkapnya.

Menurut Yudistira, bagi hotel-hotel berbintang empat atau lima, tantangannya memang cukup berat.

Bagaimana hotel-hotel itu dapat menyediakan paket untuk menangkap peluang dari work from anywhere sesuai kemampuan para pekerja.

"Ya itu semakin besar bintangnya semakin besar ongkosnya, nah itu yang akan berat di sisinya mereka. Gimana mereka bisa menyediakan paket working from hotel atau working from resto hotel, atau working space hotel itu masuk di kantongnya pekerja-pekerja itu," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Yogyakarta
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau