YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menerapkan kebijakan memangkas anggaran perjalanan dinas minimal 50 persen. Kebijakan ini dalam rangka efisiensi anggaran negara.
Dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM Yudistira Permana menyampaikan pandanganya terkait dampak pemangkasan anggaran perjalanan dinas.
Yudistira Permana melihat, pemangkasan anggaran perjalanan dinas akan berdampak pada sektor akomodasi.
Dampak efisiensi anggaran
"Ini pasti berdampak, apakah dampaknya besar? Dampaknya sih memang cukup besar," ujar Dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM Yudistira Permana saat dihubungi, Kompas.com, Senin (10/02/2025).
Yudistira menyampaikan, dampak yang besar ini mengingat selama ini, terutama saat pandemi Covid-19 dan pasca Covid-19, sektor akomodasi banyak menggantungkan pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, seperti perjalanan dinas.
Kemudian yang paling besar merasakan dampak dari pemangkasan anggaran perjalanan dinas adalah sektor hotel hingga transportasi.
"Dampak yang paling terasa itu jelas ke akomodasi, terutama hotel dan sebagainya, plus juga makanan. Hotel, resto dan juga cafe, lebih spesifiknya industri itu. Kemudian yang kedua, travel transportasi," ucapnya.
Menurut Yudistira, efisiensi anggaran termasuk pemangkasan anggaran perjalanan dinas, sesuatu yang tidak dapat dihindari lagi.
Proses untuk mencari celah peluang baru ini, diprediksi Yudistira mungkin akan butuh waktu 2-3 tahun.
"Saya pikir akan ada penyesuaian, mungkin agak seret dulu tahun ini, tetapi tahun depan akan mulai menemukan ritmenya lagi," tuturnya.
Yudistira mengungkapkan potensi wisata tentu masih tetap bisa dimanfaatkan.
Peluang WFA perlu ditangkap
Selain itu, Yudistira melihat penerapan skema work from anywhere pemerintah bisa menjadi peluang yang cukup besar untuk bisa ditangkap.
Sebab dengan adanya skema itu, menurut Yudistira, akan memicu prilaku orang bekerja di tempat-tempat seperti cafe atau working space.
"Selain pemotongan juga WFH, bisa jadi itu memicu prilaku orang akan bekerja di cafe, atau working space, yang itu mungkin hotel bisa sediakan ruang-ruang untuk itu," ungkapnya.
Menurut Yudistira, bagi hotel-hotel berbintang empat atau lima, tantangannya memang cukup berat.
Bagaimana hotel-hotel itu dapat menyediakan paket untuk menangkap peluang dari work from anywhere sesuai kemampuan para pekerja.
"Ya itu semakin besar bintangnya semakin besar ongkosnya, nah itu yang akan berat di sisinya mereka. Gimana mereka bisa menyediakan paket working from hotel atau working from resto hotel, atau working space hotel itu masuk di kantongnya pekerja-pekerja itu," pungkasnya.
https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/02/10/194433378/anggaran-perjalanan-dinas-dipotong-sektor-mana-yang-paling-terpukul