Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TK di Boyolali Hentikan Katering, Andalkan Program Makan Bergizi Gratis

Kompas.com, 8 Januari 2025, 15:58 WIB
Labib Zamani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Siswa TK Islam Bakti Sawahan di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, menikmati sajian menu makan bergizi gratis (MBG) di sekolah mereka pada Rabu (8/1/2025).

Antusiasme para siswa terlihat saat mereka menyantap menu yang disajikan dalam program MBG.

Dengan adanya program MBG ini, jasa katering dari sekolah dihentikan dan orangtua mengaku lebih irit.

Baca juga: Buka Lapangan Pekerjaan, Program Makan Bergizi Gratis Disambut Warga Semarang 

Paket MBG tiba di TK Islam Bakti Sawahan sekitar pukul 07.30 WIB.

Setiap paket, yang dikemas dalam wadah stainless steel, berisi nasi, lele goreng, telur rebus, buah pepaya, dan sayur.

Paket-paket tersebut dibawa ke ruang kelas dan disusun sesuai dengan jumlah siswa yang ada.

Terdapat empat ruang kelas di TK ini dengan total 91 siswa.

Para siswa mulai menikmati menu MBG secara bersama-sama pukul 09.00 WIB, setelah menyelesaikan aktivitas mereka di sekolah.

Salah satu siswa, Samara (6), mengungkapkan kesukaannya terhadap menu MBG.

Ia mengaku selalu menghabiskan makanan yang disajikan dalam wadah stainless steel tersebut.

"Menu makanannya enak. Saya suka," kata Samara kepada Kompas.com.

Baca juga: Pemkot Sukabumi Siapkan Rp 3 Miliar untuk Makan Bergizi Gratis

Siswa lainnya, Tiara, juga menyampaikan hal yang sama.

Ia mengatakan bahwa menu MBG selalu berganti-ganti setiap hari.

"Kemarin menu nasi ayam," ungkap Tiara.

"Hari ini menunya ada lele, nasi, sayur, telur, sama buah pepaya," tambahnya.

Program MBG merupakan inisiatif pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang diluncurkan secara resmi pada Senin (6/1/2025).

Setiap hari, menu MBG dikirim dari dapur umum Satuan Pelayanan Penambahan Gizi (SPPG) Gagaksipat di Kecamatan Ngemplak.

Orangtua ngaku lebih irit

Orangtua siswa, Dahlia Widiasmara (38) mengungkapkan bahwa program MBG sangat membantu meringankan beban biaya bagi orangtua.

"Biasanya orangtua selalu mengeluarkan uang untuk membayar katering di sekolah. Sejak ada program MBG, kami tidak lagi ikut katering," kata Dahlia.

Ia juga menambahkan bahwa orangtua tidak perlu lagi memikirkan menu makanan setiap hari untuk anak-anak sebelum berangkat sekolah.

"Meringankan ya. Biasanya kita katering di sekolah, jadi tidak mikirin nanti paginya makan apa," ujarnya.

Dahlia juga menekankan bahwa menu makanan dalam program MBG selalu bervariasi setiap hari.

"Kemarin kata anak saya ada dagingnya. Pokoknya menu bergizilah," tuturnya.

Kepala TK Islam Bakti Sawahan, Ani Suyati (46), menyatakan bahwa sebelumnya sekolah menggunakan jasa katering untuk menyediakan menu makanan bagi anak-anak.

Namun, sejak program MBG dilaksanakan, penggunaan katering di sekolah dihentikan.

"Alhamdulillah dengan MBG sangat terbantu. Menu yang disajikan sesuai kebutuhan anak karena masa-masa pertumbuhan," kata Ani.

Baca juga: Trik SPPG Panakkukang supaya Murid SD Habiskan Makan Bergizi Gratis...

Ani juga menambahkan bahwa orangtua siswa sangat terbantu dengan adanya program MBG, yang mengurangi pengeluaran bulanan untuk katering.

"Jadi bisa mengurangi pembiayaan setiap bulan," jelasnya.

Ia berharap program ini dapat berlanjut dan tersedia setiap hari untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.

"Harapan kami dan wali murid juga untuk program ini bisa setiap hari. Kebutuhan anak memang setiap hari ada makan bersama," ungkap Ani.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau