Salin Artikel

TK di Boyolali Hentikan Katering, Andalkan Program Makan Bergizi Gratis

BOYOLALI, KOMPAS.com - Siswa TK Islam Bakti Sawahan di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, menikmati sajian menu makan bergizi gratis (MBG) di sekolah mereka pada Rabu (8/1/2025).

Antusiasme para siswa terlihat saat mereka menyantap menu yang disajikan dalam program MBG.

Dengan adanya program MBG ini, jasa katering dari sekolah dihentikan dan orangtua mengaku lebih irit.

Setiap paket, yang dikemas dalam wadah stainless steel, berisi nasi, lele goreng, telur rebus, buah pepaya, dan sayur.

Paket-paket tersebut dibawa ke ruang kelas dan disusun sesuai dengan jumlah siswa yang ada.

Terdapat empat ruang kelas di TK ini dengan total 91 siswa.

Para siswa mulai menikmati menu MBG secara bersama-sama pukul 09.00 WIB, setelah menyelesaikan aktivitas mereka di sekolah.

Salah satu siswa, Samara (6), mengungkapkan kesukaannya terhadap menu MBG.

Ia mengaku selalu menghabiskan makanan yang disajikan dalam wadah stainless steel tersebut.

"Menu makanannya enak. Saya suka," kata Samara kepada Kompas.com.

Siswa lainnya, Tiara, juga menyampaikan hal yang sama.

Ia mengatakan bahwa menu MBG selalu berganti-ganti setiap hari.

"Kemarin menu nasi ayam," ungkap Tiara.

"Hari ini menunya ada lele, nasi, sayur, telur, sama buah pepaya," tambahnya.

Program MBG merupakan inisiatif pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang diluncurkan secara resmi pada Senin (6/1/2025).

Setiap hari, menu MBG dikirim dari dapur umum Satuan Pelayanan Penambahan Gizi (SPPG) Gagaksipat di Kecamatan Ngemplak.

Orangtua ngaku lebih irit

Orangtua siswa, Dahlia Widiasmara (38) mengungkapkan bahwa program MBG sangat membantu meringankan beban biaya bagi orangtua.

"Biasanya orangtua selalu mengeluarkan uang untuk membayar katering di sekolah. Sejak ada program MBG, kami tidak lagi ikut katering," kata Dahlia.

Ia juga menambahkan bahwa orangtua tidak perlu lagi memikirkan menu makanan setiap hari untuk anak-anak sebelum berangkat sekolah.

"Meringankan ya. Biasanya kita katering di sekolah, jadi tidak mikirin nanti paginya makan apa," ujarnya.

Dahlia juga menekankan bahwa menu makanan dalam program MBG selalu bervariasi setiap hari.

"Kemarin kata anak saya ada dagingnya. Pokoknya menu bergizilah," tuturnya.

Kepala TK Islam Bakti Sawahan, Ani Suyati (46), menyatakan bahwa sebelumnya sekolah menggunakan jasa katering untuk menyediakan menu makanan bagi anak-anak.

Namun, sejak program MBG dilaksanakan, penggunaan katering di sekolah dihentikan.

"Alhamdulillah dengan MBG sangat terbantu. Menu yang disajikan sesuai kebutuhan anak karena masa-masa pertumbuhan," kata Ani.

Ani juga menambahkan bahwa orangtua siswa sangat terbantu dengan adanya program MBG, yang mengurangi pengeluaran bulanan untuk katering.

"Jadi bisa mengurangi pembiayaan setiap bulan," jelasnya.

Ia berharap program ini dapat berlanjut dan tersedia setiap hari untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.

"Harapan kami dan wali murid juga untuk program ini bisa setiap hari. Kebutuhan anak memang setiap hari ada makan bersama," ungkap Ani.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/01/08/155813678/tk-di-boyolali-hentikan-katering-andalkan-program-makan-bergizi-gratis

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com