YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penemuan mayat seorang pria di dalam ruko yang sedang dibangun di Jalan Colombo, Samirono, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Senin (2/12/2024), diduga kuat merupakan kasus penganiayaan.
Hal ini terungkap setelah ditemukan luka-luka di tubuh korban akibat benda tumpul.
Mayat pria tersebut diketahui berinisial P dan beralamat di Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.
Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, mengonfirmasi bahwa proses otopsi telah dilakukan dan menunjukkan adanya luka yang dianggap sebagai hasil kekerasan.
Baca juga: Update Penemuan Mayat Pria di Dalam Ruko Sleman, Ditemukan Luka di Wajahnya
“(Hasil) Otopsi memang ada beberapa luka yang dianggap itu hasil dari kekerasan, baik benda tumpul maupun ada injakan juga,” ujar Riski, saat dikonfirmasi, Selasa.
Riski menambahkan bahwa pihaknya telah meminta keterangan dari para saksi dan memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Berdasarkan analisis tersebut, diduga kuat mayat pria tersebut adalah korban penganiayaan.
"Kami analisis CCTV dan para saksi, diduga kuat ini akibat kekerasan, penganiayaan," kata Riski.
Polisi kini telah mengantongi identitas para terduga pelaku dan sedang melakukan pengejaran terhadap mereka.
“Sedang mengejar terduga para pelaku, untuk identitas sudah dikantongi,” pungkas dia.
Sebelumnya, informasi mengenai penemuan mayat ini diunggah di media sosial X oleh akun @merapi_uncover.
Baca juga: Susul Temannya Memancing, Warga Sleman Ditemukan Tewas Tenggelam
Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa mayat laki-laki yang ditemukan diperkirakan berusia sekitar 40 tahun.
Kapolsek Bulaksumur, Kompol Tjatoer Atmoko, juga membenarkan penemuan tersebut, menjelaskan bahwa mayat ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB di ruko yang masih dalam proses pembangunan.
“Penemuan mayat berawal saat saksi melakukan pengecekan ruko. Setelah mengecek lantai satu, saksi melanjutkan ke lantai dua dan menemukan korban sudah dalam keadaan tergeletak beralaskan tikar plastik,” ujar Tjatoer.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang