Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Bantul dan Polemik soal Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Kompas.com, 15 November 2024, 22:34 WIB
Markus Yuwono,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Pasangan calon bupati nomor urut 1, Untoro Hadi dan Wahyudi Anggoro Hadi, membantah pernyataan dari dua pasangan calon lainnya yang mengaitkan mereka dengan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Pemerintah Kabupaten Bantul.

Dua pasangan tersebut adalah nomor urut 2, Abdul Halim Muslih (bupati petahana) dan Aris Suharyanta, serta nomor urut 3, Joko B Purnomo (Wakil Bupati Petahana) dan Rony Wijaya Indra Gunawan.

Dalam debat putaran ketiga yang disiarkan di Kanal Youtube KPU Bantul pada Jumat (15/11/2024), panelis mengajukan pertanyaan mengenai dampak KKN terhadap pelayanan publik dan komitmen masing-masing pasangan dalam mewujudkan tata kelola pelayanan publik yang bebas dari KKN.

Baca juga: Pro Kontra Wacana Hukuman Mati bagi Koruptor...


Pasangan nomor urut 2, Halim-Aris, memberikan jawaban pertama.

Halim mengungkapkan bahwa mereka telah berkomitmen untuk mencegah KKN, terutama dalam pengadaan barang dan jasa.

"Kami selama ini sudah menetapkan apa yang disebut dengan probity audit untuk memastikan proses pengadaan barang dan jasa itu benar, jujur, dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," kata Halim.

Halim juga mengeklaim bahwa Kabupaten Bantul memiliki skor tertinggi dalam sistem pemerintahan berbasis elektronik di Indonesia.

Baca juga: 10 Kasus Korupsi dengan Kerugian Negara Terbesar di Indonesia

Dia menjelaskan bahwa sistem digital e-procurement telah diterapkan dalam setiap pengadaan barang dan jasa.

"Bantul sudah lama mengembangkan sistem e-catalog sejak tahun 2022. Di samping itu, dalam skor MCP KPK (Monitoring Center for Prevention), Bantul memiliki skor yang sangat tinggi, yaitu 94,49, menjadikannya sebagai Kabupaten peringkat 1 se-DIY dalam pencegahan korupsi," tambahnya.

Sementara itu, pasangan nomor urut 3, Joko B Purnomo, menekankan pentingnya komitmen bupati dan wakil bupati dalam membangun pemerintahan yang bersih, transparan, dan bebas korupsi.

"Diawali dari kita semuanya, kemudian yang kedua membangun sebuah sistem pengawasan proses penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan yang ketiga memastikan mall pelayanan publik dan mall pelayanan sosial yang nanti akan kami bangun bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme," ungkap dia.

Baca juga: Daftar Partai Politik di Indonesia untuk Pemilu 2024

Baca juga: Pro dan Kontra Hukuman Mati

Komitmen anti-korupsi

Joko juga menekankan pentingnya menggandeng lembaga anti-rasuah untuk berkontribusi positif dalam penyusunan anggaran dan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa.

"Sehingga dengan demikian, diharapkan kegiatan kita akan bisa berjalan dengan baik sesuai aturan," tambahnya.

Wahyudi, dalam kesempatan tersebut, menyatakan bahwa ia pernah diundang ke kantor Pemkab Bantul oleh KPK RI saat Kabupaten Bantul dan Kulon Progo dinominasikan sebagai kabupaten anti-korupsi 2023.

"Dan kelihatan bahwa Kabupaten Bantul mengalah untuk kemudian menjadikan Kabupaten Kulon Progo sebagai nominasi di Kabupaten anti-korupsi itu. Ini menggambarkan komitmen bupati dan wakil bupati terkait dengan pencegahan dan penanganan anti korupsi," kata Wahyudi.

Sementara itu, Untoro menegaskan bahwa pernyataan kedua pasangan tersebut tidak mencerminkan kenyataan yang ada.

"Dengan kata lain, yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan," tegasnya.

Baca juga: Kasus Korupsi Dirut PT Taru Martani dan Potensi Adanya Tersangka Baru

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau