YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, melaporkan lonjakan signifikan kasus gondongan, dengan angka kasus meningkat tujuh kali lipat dibandingkan tahun 2023.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono menyampaikan bahwa kasus gondongan pada tahun ini mencapai 1.050 kasus, meningkat dari 155 kasus yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Sebagian besar kasus gondongan ini terjadi pada anak-anak, dengan mayoritas merupakan siswa sekolah dasar (SD).
Baca juga: 344 Anak di Magetan Terjangkit Gondongan, Kasus Diprediksi Bertambah
"Memang kasus gondongan meningkat drastis terutama pada anak-anak," ujar Ismono kepada wartawan di Wonosari pada Kamis (14/11/2024).
Ismono menjelaskan bahwa gondongan disebabkan oleh virus paramyxovirus yang penularannya melalui droplet pernapasan, baik melalui udara maupun kontak langsung.
"Virus tersebut dapat mudah menular apabila daya tahan seorang anak rendah," ucapnya.
Hingga saat ini, Ismono mengungkapkan bahwa belum ada obat khusus untuk gondongan.
Penderita disarankan untuk beristirahat dan mengonsumsi makanan bergizi, karena penyakit gondongan biasanya akan mengempis dengan sendirinya.
Dia juga menambahkan beberapa langkah pencegahan yang perlu diperhatikan:
Meskipun ada imunisasi untuk gondongan, Ismono menyatakan bahwa saat ini belum ada program imunisasi yang dijadwalkan.
Baca juga: Dinkes Bantul Terbitkan SE, Minta Sekolah Izinkan Siswa Sakit Gondongan Istirahat 7 Hari
Salah seorang wali murid, Aditya, mengungkapkan pengalaman anaknya yang terpaksa tidak masuk sekolah selama sepekan akibat gondongan.
"Seminggu tidak masuk, periksa ke dokter juga. Sembuh sendiri," kata Aditya.
Dengan meningkatnya jumlah kasus, Dinkes Gunungkidul mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan menjaga kesehatan anak-anak agar terhindar dari penyakit ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang