Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Bus BRT Semarang Terbakar, Penumpang Panik Dengar Suara Ledakan

Kompas.com, 13 November 2024, 13:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Insiden Bus Trans Semarang terbakar membuat panik para penumpang dan warga sekuta, Rabu (13/11/2024).

Peristiwa itu terjadi di kawasan Cepoko, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Polisi masih mendalmai penyebab kebakaran masih belum diketahui secara pasti. 

"Awalnya kami lihat ada asap tipis dari belakang bus, tapi tiba-tiba api langsung membesar," ungkap Wahyu (45), seorang saksi mata yang sedang berada di dekat lokasi kejadian, dilansir dari Tribunnews.com

Baca juga: Bus BRT Semarang Hangus Terbakar di Gunungpati

Lalu saat api mulai membesar, penumpang di dalam bus segera dievakuasi oleh awak bus dan warga sekitar. Beberapa detik kemudian terdengar suara ledakan, yang diduga berasal dari tangki bahan bakar bus. 

Baca juga: Pengendara Motor Bebas Serobot Jalur Bus Transjakarta di Halte Jembatan Gantung yang Tanpa Pengawas

"Saya sempat mendengar dua kali suara ledakan, suaranya sangat keras," kata Arifin, warga Cepoko lainnya yang menyaksikan kebakaran.

Salah satu penumpang lainnya, Sari (33), menceritakan bagaimana dirinya dan penumpang lainnya panik ketika api mulai merambat di bagian dalam bus. 

"Kami sangat ketakutan, apalagi dengan ledakan yang terdengar. Untungnya sopir langsung membuka pintu dan kami segera turun," katanya sambil mengungkapkan rasa syukur karena tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Warga lainnya, Hasan, yang berdagang di dekat lokasi kejadian, menyampaikan bahwa kebakaran ini merupakan kejadian yang jarang terjadi di kawasan tersebut. 

"Kaget sekali, biasanya bus lewat sini aman-aman saja. Ini baru kali pertama kami lihat bus terbakar seperti itu," ujarnya.

Penyelidikan polisi

Saat ini polisi masih mendalami keterangan saksi dan belum ada informasi resmi mengenai penyebab kebakaran. 

Sementara itu belum ada pernyataan resmi dari BLU Trans Semarang atau Dinas Perhubungan Kota Semarang terkait kondisi teknis bus yang terbakar atau dugaan awal mengenai penyebab insiden ini.

Pihak BLU Trans Semarang menyatakan sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan akan melakukan pengecekan menyeluruh pada armada bus. 

"Kami akan memastikan semua armada yang beroperasi aman bagi penumpang. Insiden ini akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan layanan Trans Semarang," kata juru bicara BLU Trans Semarang.

Sebagai informasi, Trans Semarang, yang beroperasi di Kota dan Kabupaten Semarang dengan delapan koridor utama dan beberapa layanan pengumpan, biasanya beroperasi dari pukul 05.30 hingga 17.40 WIB. 

Dalam upayanya mengurangi kemacetan dan memfasilitasi mobilitas warga, layanan ini telah menjadi transportasi andalan di Semarang dan sekitarnya.

(Penulis: Muchamad Dafi Yusuf | Editor: Krisiandi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Bus Trans Semarang Terbakar di Gunungpati, Terdengar Suara Ledakan, Nasib Penumpang Belum Diketahui

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau