Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Vs Truk di Jalur Pantura Pati, 6 Orang Tewas

Kompas.com, 24 September 2024, 07:29 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kecelakaan maut bus Surya Bali dan truk tronton menewaskan enam orang di Jalur Pantai Utara (Pantura) Pati-Rembang, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (23/9/2024) dini hari. 

Berdasarkan keterangan saksi mata, kecelakaan berawal saat bus Surya Bali dengan nomor polisi DK 7207 AC melaju dari Surabaya ke Semarang. 

Saat itu bus yang mengangkut 28 penumpang tiba-tiba oleng ke kanan. Pada saat bersamaan dari arah berlawanan melaju dua truk tronton bernomor polisi P 9339 OB dan truk tronton L 8899 UQ.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut Bus Vs Truk di Pati Akibatkan 6 Orang Tewas

Kasat Lantas Polresta Pati, Kompol Asfauri, mengatakan, bus lalu menghantam kedua truk itu. Dugaan kuat sopir bus mengantuk dan tak konsentrasi. 

"Bus Surya Bali itu lalu menabrak bak truk tronton di depannya, kemudian oleng dan menghantam kembali truk di belakangnya," ucapnya.

Baca juga: Tabrakan Bus dan Pikap di Lamongan, Seorang Sopir Tewas Terjepit

Kondisi hujan

Sementara itu, cuaca di lokasi saat itu hujan. Hal itu diduga membuat kondisi jalan agak licin, sedangkan untuk penerangan jalan sudah memadai. 

Disampaikan, saat kejadian, cuaca sedang hujan sehingga jalanan menjadi licin.

"Kalau penerangan di sini memadai, juga ada lampu peringatan untuk berhati-hati. Sopir karena mengantuk oleng ke arah kanan," tambahnya. 

Baca juga: 6 Orang Tewas dalam Tabrakan Bus Vs 2 Truk di Pati, Sopir Bus Diduga Ngantuk

Kesaksian korban selamat 

Enam orang tewas dan empat orang lainnya luka-luka dalam kecelakaan maut yang melibatkan bus dan dua Truk Tronton di Pantura Pati-Rembang, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (23/9/2024) dini hari.DOKUMEN SATLANTAS POLRESTA PATI Enam orang tewas dan empat orang lainnya luka-luka dalam kecelakaan maut yang melibatkan bus dan dua Truk Tronton di Pantura Pati-Rembang, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (23/9/2024) dini hari.

Sementara itu, salah satu sopir truk tronton yang merupakan korban selamat, Yogi, mengatakan, saat itu dirinya melaju dari arah barat ke timur (Pati ke Rembang). 

Tiba-tiba saat melintas di lokasi kejadian melaju dari arah berlawanan dua bus melaju kencang. 

"Di depan saya ada dua bus dari arah Surabaya mau ke arah Kudus. Mereka saling menyalip, kayak kejar-kejaran. Bus yang pertama mau menyalip, tapi batal karena melihat di depan ada truk saya yang melaju ke arah timur," katanya.

"Namun, bus kedua tiba-tiba langsung ambil kanan, nabrak bak truk saya, terus saya tidak tahu, di belakang ternyata ada trailer, tabrakan lagi," tambah Yogi.

Data korban tewas

Dilansir dari Tribunnews.com, berikut ini data korban tewas dan sudah dievakuasi ke RSUD Soetrasno Rembang: 

  1. Ahmad Suwandi (39), pengemudi Truk L 8899 UQ, warga Desa Mojopurogede, RT 12/RW 4, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
  2. Ali Imron (46), pengemudi bus Surya Bali DK 7207 AC, Warga Desa Garung Kidul, RT 02/RW 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
  3. Shodikin (32), penumpang bus, warga Desa Kuwukan, RT 03/RW 01, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
  4. Heru Nur Cahyono (25), penumpang bus, Warga Desa Kaliaman, RT 06/RW 03, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
  5. Juli Supriyanto, penumpang bus, warga Desa Kesambi, RT 03/RW 06, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus.
  6. Syamsul Huda (29), penumpang bus, Warga Desa Grogolan, RT 02/RW 01, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati.

(Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor: Sari Hardiyanto)

Artikel ini telah tayang di Tribunmuria.com dengan judul: Update Kecelakaan Maut Bus Surya Bali di Pati: Kronologi Kejadian dan Daftar Identitas Korban

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau