SL 3 adalah klasifikasi untuk atlet dengan keterbatasan pada salah satu atau kedua kaki yang membuat hilang keseimbangan baik saat berjalan maupun berlari.
Qonitah memiliki keterbatasan pada kedua kakinya. Ia berdiri dengan punggung kaki sehingga tidak bisa berjalan dengan normal.
Sejak lahir, dia menderita Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) atau kaki pengkor yang membuat dirinya tidak bisa dengan mudah melangkah maju, mundur, apalagi ke samping. Selain itu, mudah sekali kaki saling terbentur saat melangkah.
Penyuka mi ayam ini mulai bersinar sejak mengenal bulu tangkis pada masa sekolah dulu. Ia sering ikut kompetisi. Berbagai macam kejuaraan nasional dan internasional disabet dari bulu tangkis. Medali dan piala dikoleksinya dalam sebuah lemari dalam ruang tamu rumah Taufik di Soropati.
Hingga akhirnya mengikuti pemusatan latihan di Surakarta. Alhasil, ia berhasil mencapai final di Paralimpik.
Semua berkat doa dan usaha. Rumini menceritakan, Qonitah setiap saat meminta dukungan ayah dan ibunya lewat obrolan HP. Sesekali ada muncul emoji “kangen” untuk ibunya. Sebelum bertanding, ia selalu berpesan meminta restu dan doa.
“Dia selalu telepon. Minta doa. Doain mau tanding. Begitu terus. (Dia juga selalu menelepon) setelah selesai bertanding,” kata Rumini.
Baca juga: Catat Sejarah, Ini Profil Tiga Atlet Boccia Indonesia Peraih Medali Paralimpiade Paris 2024
Benar saja, Qonita mengabarkan keberhasilannya menembus puncak Paralimpik. Ia menelepon Rumini tidak lama usai pertandingan.
Qonita yang sempat diwawancara via panggilan video mengaku sangat bersyukur dan senang bisa bertanding di Paralimpiade. Ia merasakan suasana perjuangan yang luar biasa hingga sampai ke final.
“Saya bermain enjoy, tenang, dan percaya diri berserah diri karena hasil akhir Tuhan yang menentukan,” kata Qonitah.
Namun, akhirnya ia harus mengakui keunggulan Xiao.
“Mungkin karena saya kurang siap menerima bolanya saja, meski sebenarnya saya yakin,” kata Qonita kepada wartawan via panggilan video.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang