Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Pasangan Maju Pilkada Bantu, Diwarnai Drama PAN Tarik Dukungan di Menit Akhir

Kompas.com, 30 Agustus 2024, 11:29 WIB
Markus Yuwono,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pasangan calon bupati Bantul dan calon wakil bupati Bantul, yang diusung PAN dan PBB, Untoro Hariadi dan Wahyudi Anggoro Hadi, resmi mendaftar ke KPU Kabupaten Bantul pada Kamis (29/8/2024) malam.

Pasangan ini bisa mendaftar setelah PAN menarik dukungan dari Joko-Rony.

Pasangan Untoro-Wahyudi datang ke kantor KPU Bantul petang sambil memainkan otok-otok (permainan anak menimbulkan bunyi).

Untoro mengenakan baju merah, dan Wahyudi menggunakan baju putih. Keduanya kompak mengenakan peci dan celana hitam.

"Malam ini menjadi saksi bahwa telah terukir celah sejarah dimana ruang yang mengakomodir aspirasi masyarakat masih dibukakan jalan lantaran keputusan mahkamah Konstitusi. Kami berterimakasih kepada keluarga PAN dan PBB," kata Untoro Hariadi kepada wartawan Kamis malam.

Untoro Hariadi (baju merah) dan Wahyudi Anggoro Hadi (baju putih) resmi mendaftar ke KPU Kabupaten Bantul pada Kamis (29/8/2024)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Untoro Hariadi (baju merah) dan Wahyudi Anggoro Hadi (baju putih) resmi mendaftar ke KPU Kabupaten Bantul pada Kamis (29/8/2024)
Untoro mengatakan dirinya berkomitmen membangun kabupaten Bantul untuk kemakmuran warga.

"Mewujudkan visi dan misi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X Bantul jadi teras utama ketika Jogja nantinya menghadap selatan," kata dia.

Baca juga: Halim-Joko Resmi Berpisah dalam Pilkada Bantul, PKB Usung Halim-Aris

Cawabub Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan berkomitmen mewujudkan Bantul menjadi ruang hidup yang bermartabat bagi seluruh warganya. Mandat yang diterima untuk mengikuti pilkada Bantul 2024 adalah mandat rakyat.

"Dengan bersama kita bisa mewujudkan Bantul menjadi ruang hidup yang bermartabat bagi seluruh warga Bantul," kata dia.

Ketua KPU Bantul Joko Santoso mengatakan, pasangan ini didukung PAN yang mengantongo 43.750 suara dan PBB dengan 11.053 suara, total 54.803 suara sah. Jumlah suara itu memenuhi syarat 7,5 persen dari suara sah yakni 47.210,

"Setelah melakukan pemeriksaan dinyatakan diterima," kata dia.

PAN tarik dukungan

Pasangan Abdul Halim Muslih dan Aris Sunaryanta saat deklarasi di Watu Gilang, Kauman Gilangharjo, Pandak, Bantul, DI Yogyakarta. Rabu (28/8/2024)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Pasangan Abdul Halim Muslih dan Aris Sunaryanta saat deklarasi di Watu Gilang, Kauman Gilangharjo, Pandak, Bantul, DI Yogyakarta. Rabu (28/8/2024)
Sebelumnya, Joko menyebutkan, PAN menarik dukungan kepada paslon Cabup-cawabup Abdul Halim Muslih-Aris Suharyanta sesaat sebelum pendaftaran pilkada.

Ia mengatakan, setelah dilakukan proses pengecekan ada sembilan partai politik adalah Nasdem, PKB, Golkar, Gerindra, PKN, Partai Buruh, Partai Garuda, PSI dan Partai Gelora.

Saat proses verifikasi PAN menarik dukungannya. Sehingga setelah melakukan proses penelitian, hanya ada sembilan parpol yang mengusulkan Halim-Aris.

"Secara sistem, PAN itu sebenarnya sejak malam dan pagi tadi sudah ada surat persetujuan dari DPP untuk mengusung Halim-Aris," kata Joko saat ditemui wartawan di Kantor KPU Bantul, Rabu (28/8/2024).

Baca juga: DPP PDI-P Tunjuk Kadernya dan Partai Demokrat Maju Pilkada Bantul

Dikatakannya, sebenarnya pihaknya sudah menerima bukti fisik dukungan. Namun saat diunggah di sistem DPP PAN menarik dukungan.

"Menginformasikan ke kami bahwa DPP PAN menarik dukungan karena ada dinamika di internal PAN sehingga tidak jadi mendukung Halim-Aris," kata Joko.

Saat dikonfirmasi wartawan, Ketua DPD PAN Bantul, Wildan Nafis tidak berkomentar. Wildan juga mendampingi pasangan Halim-Aris saat pendaftaran di KPU.

"No comment," kata Wildan.

Sementara Abdul Halim mengatakan, KPU telah menerima tanda terima pendaftaran pasangan calon dalam pemilihan Cabup-cawabup tahun 2024 yang didukung 9 partai politik dengan jumlah dukungan suara sah Pileg 254.642 suara. Bahkan, PAN ikut serta dalam deklarasi, dan datang ke KPU.

"Ada sesuatu yang mendadak terjadi dan ini di luar kendali kami semuanya, dan akhirnya PAN secara formalnya tidak turut serta sebagai partai pengusung Halim-Aris," kata Halim.

Halim optimistis meski dukungan ditarik, pendukung PAN di Bantul tetap bersama mereka.

"Saya yakin warga PAN hatinya bersama Halim-Aris," kata dia.

Pasangan Joko-Rony Mendaftar

Joko B Purnomo dan Rony Wijaya Indra Gunawan saat di Kantor KPU Bantul. Rabu (28/8/2024)Dok Tim Joko B Purnomo dan Rony Wijaya Indra Gunawan saat di Kantor KPU Bantul. Rabu (28/8/2024)
Pasangan calon bupati Bantul dan wakil bupati Bantul, Joko Budi Purnomo dan Rony Wijaya Indra Gunawan resmi mendaftar ke KPU Kabupaten Bantul pada Rabu (28/8/2024). Keduanya dikawal kirab budaya dan berjalan sekitar 1 km.

Rombongan pertama tarian, diikuti pasangan yang diusung PDI Perjuangan, PKS, Partai Demokrat, PPP, Perindo dan Partai Ummat berjalan menggunakan baju biru muda, dengan celana hitam.

"Ada PDI Perjuangan dan Partai Demokrat, Partai Perindo yang nasionalis dan ada partai religius seperti PPP, Ummat dan PKS. Pasangan bisa diharapkan membawa perubahan menuju Bantul lebih baik, Bantul lebih transparan, Bantul lebih betul, dan Bantul lebih sejahtera," kata Joko di Kantor KPU Bantul Selasa.

Baca juga: DPP PDI-P Tunjuk Kadernya dan Partai Demokrat Maju Pilkada Bantul

Joko mengaku optimistis dengan dukungan banyak partai politik bisa memenangkan pilkada 2024. Dukungan partai politik yang punya kursi besar di DPRD Bantul sebanyak 24 kursi dan memiliki dua pimpinan DPRD yakni ketua DPRD dan satu wakil ketua DPRD.

"Tagline kita ada sesarengan mbangun Bantul atau bersama-sama membangun Bantul. Artinya kita akan bangun Bantul secara bersama dengan parpol pengusung, elemen DPRD dan elemen Pemkab Bantul, lurah, dukuh dan RT sehingga bisa mewujudkan Bantul lebih betul dan Bantul lebih transparan," kata Joko.

Ketua KPU Joko Santoso mengatakan persyaratan pencalonan dan syarat calon, Joko dan Rony jumlah suara mencapai 317.586.

"Dokumen persyaratan pencalonan dan syarat calon dari partai politik dapat diterima dan dipenuhi," kata Joko Santoso.

KPU Bantul menerima tiga pasangan calon kepala daerah, pertama Abdul Halim Muslih-Aris Suharyanta, lalu Joko B. Purnomo-Rony Wijaya Indra Gunawan; dan Untoro Hariadi - Wahyudi Anggoro Hadi. Ketiganya akan segera menjalani tes kesehatan. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau