Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan di Gunungkidul Meluas, 18 Kelurahan Minta "Dropping" Air, Mana Saja?

Kompas.com, 6 Agustus 2024, 16:59 WIB
Markus Yuwono,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebutkan, sudah ada 18 kelurahan yang mengajukan bantuan air bersih.

Sejauh ini, sudah lebih dari 2 juta air bersih yang disalurkan kepada warga. 

"Sampai kemarin Senin (5/8/2024) sudah ada 17 kelurahan di 7 kapanewon yang mengajukan bantuan air," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono saat dihubungi melalui telepon, Selasa (6/8/2024). 

Baca juga: Karanganyar Siaga Kekeringan, Daerah Mana Saja yang Terdampak?

Dikatakannya, sampai Senin, pihaknya sudah menyalurkan 2.964.000 liter air bersih.

Paling banyak disalurkan di Kelurahan Girisuko Panggang, dengan rincian 140 tangki, dan Kalurahan Tepus, Kapanewon Tepus dengan rincian 100 tangki. 

Adapun rincian Kapanewon yang terdampak yaitu: Girisubo, yakni di Kalurahan Balong, Jepitu, Jerukwudel, dan Karangawen; Kapanewon Panggang, di Kalurahan Girisuko dan Giriharjo; untuk Kapanewon Rongkop, di Kalurahan Semugih. Lalu Kapanewon Saptosari, yakni di Kanigoro, Planjan, Monggol, dan Ngloro. 

Kapanewon Tepus terdampak Giripanggung, Tepus, dan Purwodadi; Kapanewon Karangmojo di Kalurahan Ngwis. Sementara di Kapanewon Nglipar di Kalurahan Kedungkeris, dan Kedungpoh. 

"Sudah hampir 3 juta liter air bersih yang kita salurkan kepada masyarakat menggunakan tangki," kata dia. 

Baca juga: Tiga Kecamatan di Sukoharjo Mulai Kekurangan Air Bersih, Mana Saja?


Baca juga: Puncak Kemarau Diprediksi pada September 2024, Jumlah Daerah Kekeringan di Semarang Bakal Bertambah

Puncak musim kemarau 

Purwono mengatakan, perkiraan puncak musim kemarau Agustus atau September, dan Oktober memasuki masa pancaroba. Untuk tahun ini disiapkan 1.000 tangki untuk bantuan warga. 

Sementara itu, Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Gunungkidul, Arif Prasetyo Nugroho mengatakan, anggaran BPBD diperkirakan akan habis akhir Agustus atau awal September. Kemungkinan akan mengajukan ke pemerintah melalui belanja tidak terduga (BTT). 

BPBD juga bekerjasama dengan pihak lain, seperti balai prasarana permukiman wilayah DIY menginformasikan siap membantu jika diperlukan. 

Baca juga: Diduga Akan Tawuran, Puluhan Anak dan Remaja Diamankan Bersama Celurit di Bantul Yogyakarta

Pihaknya juga tengah mendata anggaran yang ada di Kapanewon.

Sebab, beberapa kapanewon ada yang mulai melaporkan, kehabisan anggaran, dan meminta bantuan dari BPBD. 

"Ada yang sudah habis malahan, seperti Semanu dan Ponjong, datanya masih bergerak. Ponjong minta di-dropping BPBD mulai hari ini, Ponjong bagian atas yakni Kelurahan Sawahan," kata dia. 

Jika ditotal sampai saat ini sudah ada 18 Kelurahan di 8 Kapanewon yang mengajukan bantuan air bersih kepada BPBD. 

Baca juga: Yogyakarta Jadi Provinsi dengan Prevalensi Skizofrenia Tertinggi, Apa Langkah Pemerintah DIY?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau