Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Qonitah, Anak Penderes Nila di Bukit Menoreh yang Ikut Paralimpiade Paris 2024

Kompas.com, 23 Juli 2024, 08:22 WIB
Dani Julius Zebua,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Untuk latihan teknik pukul 08.00 – 11.00. Sementara latihan fisik 15.00-17.00. Hari-hari menjelang terjun ke Paralimpik, tensi latihan menurun. 

Baca juga: Lepas 123 Atlet ke Popda Jateng 2024, Bupati Arief: Semoga Bisa Masuk 3 Besar

“Tapi saya tetap latihan seperti biasa. Dibolehkan sama pelatih, karena saya merasa merasa kurang saja,” katanya 

Sepanjang pemusatan dirinya sambil mempertahankan ranking dunia dengan terus ikut pertandingan di berbagai negara sepanjang pemusatan latihan. 

Sepanjang 2023 saja, ia ikut turnamen ke berbagai negara di dunia, seperti Spanyol, Australia, Thailand, China, Jepang, Inggris, Canada, Dubai, Bahrain dan Skotlandia. 

Semua pertandingan yang diikuti demi menjaga poin agar dirinya berada di posisi teratas peringkat dunia di nomornya. Peringkat menentukan seeded sebagai langkah mengatur strategi untuk mencapai final lebih terbuka.

Anak seorang penderes

Qonitah anak dari seorang penderes nira dan perajin gula kelapa di Soropati, Hargotirto. Qonitah mulai serius batminton mulai 2015. Pada tahun itu pula, ia sudah terjun ke berbagai kejuaraan yang diikuti atlet paralimpian.

Gadis berusia 22 tahun ini pernah mempersembahkan emas bagi DIY di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Papua. Setelah itu, ia dipanggil masuk Pelatnas ASEAN Para Games XI pada Maret 2022.

Qonitah menceritakan, bagaimana event internasional sempat menekan mentalnya. Keinginan besar untuk pulang bawa kebanggaan membuat dia berhasil berjuang hingga sekarang. Suntikan moral demi bisa kuat mental di helat internasional.

Ia mengingat perjalanan mewujudkan keberhasilan. Qonitah sebenarnya menyukai olahraga dan sudah jatuh hati pada voli bahkan sejak sekolah dasar. Sementara bulu tangkis hanya sesekali dicobanya.

Baca juga: Atlet Binaraga Banyumas Hengkang akibat Bonus Tak Cair, Ini Kata KONI

Fisiknya yang baik, dilirik untuk turun ke bulu tangkis. Setelah itu, ia latihan di Bantul, berangkat sendiri naik motor tanpa bantuan orang lain. 

Dia berangkat dari rumahnya yang ada di bukit Menoreh. Ia latihan enam hari dalam sepekan.

Di sela kesibukan berlatih, Qonitah sejatinya ingin sambil membantu kedua orangtuanya bekerja, termasuk di dapur gula merah.

“Tapi tidak boleh, katanya terlalu panas di dalam sana," kata Qonitah.

Semua usaha akhirnya membuahkan hasil. Banyak bonus sudah diterima dari berbagai pertandingan. Ia pakai uang bonus olahraga untuk membangun toko alat tulis, alat olahraga, alat pancing dan usaha sewa dekorasi.

Baca juga: Ketum KOI: Ada 2 Atlet Kalbar Berpeluang Ikut Olimpiade Paris 2024

Bahkan, ia turut membangun rumah di lahan orangtuanya. Bonus yang diterimanya bisa membuatnya mandiri.

Ketua NPC Kulon Progo, Widi Nuryanto mengungkapkan, Qonitah menginspirasi para atlet disabilitas. Terlebih, mereka tengah menyiapkan diri untuk terjun di Peparnas atau setingkat PON. 

Sebanyak 12 atlet NPC Kulon Progo ikut dalam tujuh cabang. 

“Qonitah menginspirasi para atlet untuk terus berjuang demi prestasi,” kata Widi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau