YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seluruh SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun ini sudah tidak ada lagi jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
“Kalau tahun ini sudah semua kelas satu seluruh SMA menerapkan kurikulum merdeka. Iya (tidak ada jurusan), tapi bukannya hilang sama sekali,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya, Kamis (18/7/2024).
Didik menjelaskan dengan sudah tidak adanya jurusan di SMA maka memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan minatnya.
Baca juga: Mengapa Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Dihapus? Ini Jawabannya
Dia mencontohkan jika terdapat siswa yang memiliki minat pada mata pelajaran fisika, maka yang akan dikembangkan adalah pelajaran fisika.
“Justru masing-masing anak itu kalau sukanya fisika yang dikembangkan fisika,” ucap dia.
Didik menyampaikan di DIY memerlukan 3 tahun masa transisi dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar.
“Tiga tahun itu kan ada kelas 10, 11, 12. Nah yang kelas tiga (12) yang kemarin jurusannya masih ipa ips ya masih. Jadi kelas terakhir itu,” kata Didik.
Dalam menerapkan Kurikulum Merdeka ini, Disdikpora DIY melakukan dengan cara bertahap. Kurikulum Merdeka pertama dilakukan pada tahun lalu di beberapa sekolah di Kota Yogyakarta seperti di SMA N 10 dan SMA N 6.
Kabupaten lainnya seperti di Gunungkidul sudah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka 3 tahun lalu.
Menurut dia selama penerapan kurikulum merdeka sempat ditemui beberapa kendala seperti saat memilih perguruan tinggi.
“Jadi yang pengisian melalui jalur undangan sekarang kan sudah diselesaikan juga. Jadi secara keseluruhan nanti yang kelas 3 kalau lulus sudah menyesuaikan nyambung dengan jurusan yang mereka inginkan di perguruan tinggi,” kata dia.
Didik menjelaskan dalam menerapkan kurikulum merdeka ini guru diberi pelatihan. Selama satu bulan, guru ini memiliki status guru penggerak. Selain itu ada juga guru yang difasilitasi dengan Program Merdeka Mengajar.
“Dengan PMM, Program Merdeka Mengajar yang bisa diakses dan dipelajari untuk menyesuaikan kurikulum merdeka,” kata dia.
“Pendampingan dilakukan pengawas yang mendapatkan pembekalan itu tadi. Guru penggerak itu salah satu tugasnya ikut mengimbaskan itu (ke guru lain),” kata dia.
Sebelumnya, Jurusan IPA, IPS dan Bahasa kini sudah tidak ada lagi di semua Sekolah Menengah Atas (SMA) seluruh Indonesia.
Baca juga: Menteri Sandiaga Usul Buku Mustika Rasa Warisan Soekarno Dimasukkan ke Kurikulum Poltekpar
Menurut Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) Anindito Aditomo, penghapusan itu sengaja dilakukan. Sebab selama ini penjurusan seperti itu cenderung mencerminkan asal ketidakadilan karena rata-rata orangtua akan memilih memasukkan anaknya ke jurusan IPA
. "Salah satunya itu (karena orangtua rata-rata memilihkan anaknya masuk IPA). Kalau kita jurusan IPA kita bisa memilih jurusan lain," kata Anindito ketia berbicang dengan Kompas.com, Senin (15/7/2024).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang