Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diimbau Bangun Tempat Pengolahan Sampah, Pemkab Gunungkidul Masih Cari Bantuan Dana

Kompas.com, 18 Juli 2024, 04:47 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Pemkab Gunungkidul buka suara soal peringatan Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) agar tak terlena dalam mengatasi masalah sampah karena memiliki lahan yang luas. 

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta sebenarnya sudah menyiapkan dua tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) 3 R (Reduce,Reuse dan Recycle) yang berada di Kalurahan Baleharjo dan Banjarejo.

Namun, karena keterbatasan anggaran maka pemkab masih membutuhkan bantuan dari pusat. Pemkab juga sudah menyiapkan detail engineering design (DED) dan lahan.

Baca juga: Soal Sampah, Pemkab Gunungkidul dan Kulon Progo Diingatkan agar Tak Terlena

"Jauh sebelum statemen Oak Sekda (DIY Beny Suharsono), jauh sebelum TPA Piyungan ditutup, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sudah mengantisipasi. Ke depan sudah tidak memproses sampah TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," kata Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono saat dihubungi melalui telepon Rabu (17/7/2024).

Dikatakannya, dua lokasi yang disiapkan yakni di Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, dan TPA Wukirsari, Baleharjo, Wonosari. Keduanya sudah dilakukan pembebasan lahan, syarat hingga DED.

Pihaknya pun terus mencari bantuan dana untuk membangun tempat pengolahan sampah tersebut. Untuk TPST di Baleharjo sudah diajukan ke kementerian PUPR, dengan total anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp50 miliar.

Dia menyebut, sudah dilakukan survei dan rapat bersama kementerian PUPR terkait pembangunan TPST di Baleharjo. Harapannya bisa dibangun tahun 2025.

"Sudah siap, baik DED maupun lahan, tinggal dananya. Pemkab Gunungkidul juga sudah mencari sumber pendanaan lewat Kementerian-PUPR, tapi Kementerian memang baru merespon rencana pembangunan TPST di Kalurahan Baleharjo," kata Harry.

Sementara untuk Banjarejo diupayakan dengan penggunaan Dana Keistimewaan. Rencana pembangunan ini juga merupakan wujud dukungan Pemkab Gunungkidul terhadap visi-misi Gubernur DIY dalam mengembangan kawasan selatan sebagai bangkitan ekonomi baru DIY.

"Di Baleharjo pelebaran komplek kawasan, dan di Banjarejo antisipasi timbunan sampah di sisi selatan. Karena ada aktivitas pariwisata, dan dibukanya JJLS timbul ekonomi baru," kata dia.

Disinggung mengenai kapasitas, Harry mengatakan belum bisa berbicara lebih jauh. Pasalnya masih menunggu terkait mesin pengolahan, termasuk untuk TPST Baleharjo.

"Anggaran sebesar itu dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul cukup berat, maka kita cari. Dari kementerian (PUPR) sudah merespon, dan ini mudah-mudahan dari dana keistimewaan, karena mendukung kebijakan pak Gubernur (Sultan HB X) selatan sebagai pintu gerbang," kata dia.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan Pemda DIY mengenai kemungkinan pendanaan dari danais untuk TPST Banjarejo.

Baca juga: Belum berizin, Aktivitas Tempat Pengolahan Sampah di Bantul Dihentikan

"Untuk saat ini kami sedang berproses di Pemerintah Pusat untuk pembangunan TPA Wukirsari menjadi TPST," kata Arif.

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, mengingatkan Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo untuk tidak terlena dalam mengatasi masalah sampah. Kedua wilayah itu diingatkan untuk mengembangkan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).

"Saya sendiri sudah mengingatkan Gunungkidul dan Kulon Progo supaya tidak terlena," kata Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono kepada wartawan di Bantul, Selasa (16/7/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau