YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati Teras Malioboro 2 melakukan aksi protes karena tak dilibatkan dalam rencana relokasi dengan berjualan di selasar Malioboro .
Praktis aksi para pedagang dihadang oleh beberapa petugas keamanan Malioboro seperti Satpol PP, Jogoboro, dan Jogomaton di bawah Pemerintah Kota Yogyakarta.
Baca juga: Nekat Jualan di Area Terlarang Alun-alun Utara Keraton Solo, 3 PKL Bermobil Didenda Rp 200.000
Petugas keamanan lalu menutup dua pintu gerbang Teras Malioboro 2. Penutupan dilakukan sekitar pukul 18.00 atau selepas Salat Maghrib.
Penutupan pintu oleh petugas keamanan lalu direspons oleh para pedagang dengan cara berjualan di dalam pagar Teras Malioboro 2.
Mereka berduyun-duyun membawa dagangannya dari dalam Teras Malioboro 2 menuju pagar depan Teras Malioboro 2.
"Celana-celana Rp 50.000 dapat tiga," ujar salah satu pedagang Teras Malioboro menawarkan dagangannya kepada wisatawan yang berlalu lalang di depan Teras Malioboro 2, Sabtu (13/7/2024).
Aksi ini kemudian diikuti oleh pedagang lain dengan menawarkan dagangannya kepada pengunjung Malioboro yang berjalan di area pedestrian Malioboro.
Beberapa dari mereka menggantungkan barang dagangannya seperti tas di pagar Teras Malioboro.
Aksi ini mendapatkan reaksi dari petugas keamanan, para petugas lalu mengambil barang-barang dagangan yang digantung di pagar.
"Ojo direbut, balekke daganganku (jangan direbut kembalikan dagangan saya),"ujar salah satu pedagang.
Negosiasi masih dilakukan antara pedagang dengan perwakilan Pemkot Yogyakarta.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang