YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Noviar Rahmad mengimbau masyarakat atau wisatawan agar tak tertipu dengan ombak yang tenang di pantai selatan.
Noviar menjelaskan, pantai selatan DIY memiliki karakteristik yang berbeda jika dibanding dengan pantai utara Jawa.
Pantai selatan di DIY memiliki ombak yang tinggi serta palung laut.
“Kawasan Pantai Selatan ini berbeda dengan kawasan Pantai Utara yang gelombangnya tinggi dan di beberapa tempat ada palung pasir. Terutama di Pantai Parangtritis itu ada banyak palung pasir,” ujarnya, Kamis (11/7/2024).
“Jangan tertipu dengan kondisi yang tenang di Pantai Selatan. Kalau gelombangnya tenang justru di bawahnya ada palung. Kita harus bisa berwisata dengan aman, utamanya memperhatikan keselamatan masing-masing," ujar Noviar.
Baca juga: Lima WIsatawan Terseret Ombak Parangtritis, Dua Orang Tewas
Oleh sebab itu, lanjut dia, wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan DIY harus mematuhi imbuan dari para petugas yang berjaga di sekitar pantai selatan.
Selain itu, wisatawan diminta untuk tetap mematuhi rambu-rambu yang sudah dipasang oleh BPBD DIY.
Di lokasi-lokasi tertentu terutama yang memiliki palung laut, BPBD DIY telah memasang bendera berwarna merah yang artinya tidak diperbolehkan untuk berenang di area tersebut.
"Selain memasang bendera merah, kami juga memasang papan-papan peringatan atau larangan,” kata dia.
Baca juga: Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...
Baca juga: Berhasil Selamatkan Temannya, Santri Asal Cilacap Justru Tewas Tenggelam di Sungai Banteran
Proses pencarian santri asal Surakarta di Pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta. Kamis (7/12/2023)
Ia menambahkan, petugas sering kewalahan dalam memperingatkan wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan di DIY.
Hal tersebut dikarenakan wisatawan masih banyak beranggapan bahwa pantai selatan DIY memiliki karakteristik yang sama dengan pantai lainnya.
“Belum lagi, minim petugas yang tidak bisa menempati setiap meter, seperti kejadian kecelakaan laut kemarin yang jaraknya satu kilometer dari pos pantau," ungkap Noviar.
Baca juga: Libur Sekolah, Pantai Parangtritis Bantul Jadi Salah Satu Favorit Kunjungan di Yogyakarta
Selain itu, melalui Satlinmas Rescue Istimewa DIY senantiasa melakukan penjagaan secara ketat di pos pantau agar para pengunjung untuk tidak terlalu jauh sampai ke tengah pantai.
Pos-pos pantau tersebut ditunggu oleh petugas yang bisa langsung melakukan penyelamatan apabila ada kejadian.
Pihaknya pun melakukan imbauan kepada para pengunjung melalui media sosial untuk memperhatikan imbauan petugas.
Baca juga: 4 Santri Asal Cirebon Terseret Arus Palung Parangtritis, Berhasil Diselamatkan
Ubur-ubur berwarna biru yang mendarat di pantai selatan DIYDitambah saat ini baru musim ubur-ubur biru yang sudah menyengat 300-an korban di Pantai Parangtritis.
Ubur-ubur di Pantai Selatan ini agak berbeda dengan ubur-ubur yang diketahui masyarakat. Pihaknya meminta wisatawan untuk tidak memegang ubur-ubur yang berbentuk gel berwarna biru tersebut.
Pasalnya jika dipegang panas, bisanya sampai ke jantung.
"Dengan berbagai potensi dan kondisi pantai Selatan yang beda inilah, maka tolong patuhi semua imbauan yang ada. Sangat penting pula bagaimana masing-masing pengunjung itu menjaga keselamatan diri terlebih dahulu dengan memperhatikan himbauan para petugas dan mematuhi rambu-rambu peringatan yang ada," tandas Noviar.
Baca juga: Beda dari yang ada di Film-film, Begini Bentuk Ubur-ubur di Pantai Selatan Yogyakarta
Khusus pantai Parangtritis dan pantai Depok, sebanyak 69 petugas siaga 24 jam selama hari libur.
Sedangkan, hari biasa dengan sistem shift karena pengunjung tidak terlalu ramai.
"Jumlah total pos pantau yaitu 7 pos induk korwil dan 1 kantor operasi dengan 17 pos pantau pembantu. Setiap pos pantau dilengkapi dengan peralatan keselamatan mulai dari jaket pelampung, tali, papan surfing, jet ski, perahu, ambulan serta obat-obatan," katanya lagi.
Sesuai SOP yang berlaku, setiap pos disiapkan untuk pertolongan pertama sementara tindak lanjut penanganan dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Ada pula pengawasan dari Basarnas, TNI Angkatan Laut dan beberapa relawan.
Baca juga: Update Longsor Tambang Emas di Gorontalo: 23 Orang Meninggal, 30 Lainnya Dilaporkan Hilang
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang