YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan peringatan dini kekeringan di kota pelajar.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas menjelaskan, peringatan dini kekeringan meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan, dan seterusnya.
"Berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga tanggal 20 Juni 2024 dan prakiraan peluang curah hujan 2 dasarian ke depan, maka terdapat potensi kekeringan meteorologis (di DIY,r ed)," jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/6/2024).
Baca juga: Tinggal 2 Kelurahan di Kota Semarang yang Masih Kebanjiran, Mana Saja?
Baca juga: Penyebab 36 Jemaah Haji Asal Jateng DIY Meninggal di Tanah Suci
Reni menjelaskan, sejumlah wilayah DIY saat ini memasuki status Siaga dikarenakan mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari dan prakiraan curah hujan rendah kurang dari 20 mm/dasarian dengan peluang terjadi di atas 70 persen di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul.
BMKG mengimbau kepada masyarakat serta pemerintah daerah setempat yang berada dalam wilayah peringatan dini untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis ini pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih), dan peningkatan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebutkan adanya beberapa potensi bencana pada musim kemarau, yakni kekeringan dan kebakaran hutan.
Baca juga: UPDATE Kekeringan di Sungai Amazon, Apa yang Terjadi?
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa saat ini DIY memasuki kemarau basah, sehingga diprediksi masih ada curah hujan pada saat musim kemarau dan belum memasuki kekeringan total.
Lalu prediksi puncak kemarau di DIY diperkirakan pada Juli pada minggu ke dua atau ke tiga.
"Juli baru kita masuk kekeringan total, nah jadi kita belum bisa mengatakan sekarang sudah kekeringan total seperti tahun 2023. Kalau benar-benar terjadi kemarau basah dicabut dari BMKG potensi kekeringan dari Gunungkidul disusul Kulon Progo di daerah perbukitan," ujar Noviar, Jumat (21/6/2024).
Jika kekeringan benar-benar terjadi, seperti biasa pihaknya akan melakukan droping air bersih.
"Kalau misal terjadi permintaan air minum maka kita akan droping-droping air lagi. Tidak hanya BPBD, tapi seluruh komponen masyarakat bisa memberikan bantuan air minum kepada yang membutuhkan," kata dia.
Baca juga: Tanggapan Sultan HB X soal Polemik Proyek Beach Club Raffi Ahmad di Gunungkidul
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.