KOMPAS.com - Kasus meninggalnya asisten rumah tangga (ART) bernama Haniyah (37) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng), pada tahun 2016, masih menjadi misteri.
Haniyah ditemukan di garasi rumah majikannya, Masrukhin, di Desa Gapuro, Kecamatan Warungasem, dalam kondisi meninggal dunia dengan luka di bagian kepala dan bagian tubuh lainnya.
8 tahun berlalu tanpa kepastian hukum, sejumlah pihak menganggap kasus ini diabaikan.
"Kasus pembunuhan Haniyah binti Sutrisno 2016-2024 terabaikan?," isi tulisan di baliho yang terpasang di pertigaan jalan Pasar Warungasem dan pertigaan jalan dekat Masjid Gapuro, Kecamatan Warungasem, Jateng.
"2024 belum ada titik terang?," lanjutnya, dikutip dari TribunBanyumas.com.
Baca juga: 2 Jambret di Pekanbaru Ini Kerap Nyabu, Pelaku Tewaskan Penjual Sate
Pihak kepolisian dari Polres Batang disebut pernah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dalam kasus tersebut.
Saat itu, polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa gembok garasi serta kunci, ponsel Nokia warna hitam milik korban, dan sandal jepit warna putih milik Haniyah.
Korban diduga meninggal karena cekikan dan pukulan benda tumpul di kepalanya. Namun, hingga kini polisi belum mengembangkan penyelidikannya.
Lembaga Bantuan Hukum Ansor (LBH Ansor) mengaku akan membantu proses pengungkapan kasus meninggalnya Haniyah.
Sekretaris LBH Ansor, Taufik Hidayat mengatakan, pihaknya akan menempuh empat jalur hukum untuk mengungkap kejanggalan kasus tersebut.
Baca juga: Kisah Pilu Kakek di Makassar Gendong Jenazah Cucunya Pakai Ojol Sejauh 53 Km
“Kami sudah menerima surat kuasa dari anak-anak korban, mengirimkan surat kuasa ke penyidik, mengirimkan surat permohonan audiensi ke Kapolres Batang, dan bedah kasus dengan tim LBH Ansor,” kata Taufik dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Minggu (16/6/2024).
Selain itu, dia menambahkan, LBH Ansor juga akan menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kapolri, Kabareskrim, Kejagung, Kompolnas, Kementerian Perempuan dan Anak, Komnas Anak, Komnas Perempuan, serta pegiat sosial supaya kasus ini mendapat perhatian khusus.
Taufik meyakini, kasus ini bisa diselesaikan dengan adil secara hukum meski pun tidak mudah.
“Kami sudah memanggil para saksi dan menemukan banyak kejanggalan. Ini akan kami sampaikan ke penyedik,” ujar Taufik.
Berdasarkan hasil VeR dan autopsi yang dilakukan Biddokes Polda Jateng terhadap Haniyah, lanjutnya, ditemukan luka di atas pundak, lebam di bagian punggung, pinggang, dan bokong korban.
Baca juga: Mengamuk di Kopitiam, Sapi Kurban Seruduk Pengunjung dan Pekerja
“Hasil autopsi menjelaskan bahwa Haniyah wafat karena pukulan benda tumpul di bagian kepala dan leher, dan sampai sekarang, belum ada titik terang keadilan buat korban dan keluarganya. Pelakunya masih belum ditemukan,” ucap Taufik.
Sementara itu, anak kedua korban, Dwi Yurdan Afriliatna (17) berharap keadilan untuk ibunya bisa ditegakkan.
Dia meminta agar pelaku pembunuhan ibunya segera terungkap dan ditangkap pihak kepolisian.
“Biar tahu rasanya kehilangan seorang ibu. Pelaku harus diadili,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.