Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Beach Club Raffi Ahmad, Bupati Gunungkidul Bantah Ada Peletakan Batu Pertama

Kompas.com, 12 Juni 2024, 16:39 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengaku, Raffi Ahmad baru berencana berinvestasi di Bumi Handayani dan belum memiliki perizinan.

Selain itu, dia menyebut belum ada peletakan batu pertama ataupun kegiatan lainnya.

Baca juga: Begini Penampakan Lokasi Rencana Pembangunan Beach Club Raffi Ahmad

"Raffi Ahmad itu baru rencana mau investasi di tempat itu. Izin belum ada," kata Sunaryanta di Kantor Pemkab Gunungkidul, Rabu (12/6/2024).

Selain itu, dia memastikan tidak ada peletakan batu pertama.

"Tidak ada (peletakan batu pertama), kalau ada kan pasti ada cara resmi ya. Di sana belum ada apa-apa. Ke sana kan cuma mau melihat Gunungkidul indahnya seperti ini. Jadi peletakan batu pertama belum ada," kata dia.

Penelusuran Kompas.com di akun media sosial Instagram bupati Sunaryanta.official, Sunaryanta sempat mengunggah video bersama Raffi Ahmad pada 16 Desember 2023.

Dalam unggahan tersebut, Sunaryanta menyebut sedang makan bersama MC kondang itu.

"Nemenin mas Raffi Ahmad makan tiwul dipadukan dengan makanan khas Gunungkidul lainnya. Enak banget karena kita makannya sambil menikmati view pantai Krakal," dikutip dari keterangan video.

Dikatakannya, pihaknya terbuka tentang investasi. Gunungkidul memiliki potensi Sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan akan datang.

Sunaryanta menyebut investasi yang pro rakyat, atau yang dapat dinikmati oleh masyarakat secara langsung.

"Bagi siapa yang berinvestasi di Gunungkidul harus mempekerjakan masyarakat Gunungkidul 80 sampai 90 persen. Agar pengangguran yang ada di Gunungkidul segera turun," kata Sunaryanta.

Dia mengatakan, investasi di Gunungkidul untuk mengurangi kemiskinan yang saat ini mencapai 15 persen, stunting, hingga pengangguran. Harapannya dengan investasi ada jalan keluar terkait permasalahan tadi.

"Pasti pro dan kontra terhadap investasi, pemerintah tidak keluar dari Undang-undang. Jika itu (perizinan) dijalankan dengan baik, silakan berinvestasi di Gunungkidul," kata dia.

Disinggung mengenai penarikan diri Raffi Ahmad dalam investasi ke Gunungkidul, pihaknya menyerahkan kepada investor.

"Kalau tentang pribadi urusan para investor. Sekali lagi selaku pemerintah pro investasi untuk masyarakat Gunungkidul yang lebih besar," kata Sunaryanta.

Baca juga: Soal Polemik Beach Club Raffi Ahmad di Gunungkidul, Pemerintah DIY Bilang Begini

Sunaryanta menanggapi seringnya pro dan kontra saat ada investasi di Gunungkidul, pihaknya menyerahkan kepada peraturan perundangan yang berlaku.

Kawasan sudah ada peraturannya, dan itu wajib dijalankan seperti tata ruang. Sehingga tidak semua wilayah dilarang untuk kawasan ekonomi.

"Membangun sudah ada pasti ada yang rusak, tetapi untuk kebaikan secara ekonomi. Di dunia ini membangun pasti merusak, tetapi merusaknya seperti apa? o berpengaruh terhadap lingkungan, o berpengaruh terhadap karbondioksida dan sebagainya," kata dia.

"Tentu di sana ada ranah mengkaji," kata Sunaryanta.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau