Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Sering Dijaili, Pemuda di Sleman Bunuh Bocah 9 Tahun

Kompas.com - 06/03/2024, 15:54 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Seorang bocah tewas setelah dicekik dan ditenggelamkan di kolam sumber mata air daerah Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY).

Polisi menangkap satu orang pelaku berinisial GCP (19), warga Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman.

"Korban berinisial M usia 9 tahun, pelajar," ujar Kapolsek Ngaglik, Kompol Mashuri dalam jumpa pers di Mapolresta Sleman, Rabu (6/03/2024).

Mashuri menyampaikan kejadian berawal pada 24 Februari 2024 sekitar pukul 14.35 WIB. Saat itu korban keluar rumah dengan menaiki sepeda untuk bermain. Namun, korban tidak juga kunjung pulang ke rumah.

Baca juga: Buru Terduga Pelaku Pembunuhan di Kotabaru, Polresta Yogyakarta Bentuk Tim Khusus

Kemudian ibu dan kakak korban naik motor sendiri-sendiri keliling kampung untuk mencari.

"Saat kakaknya berada di dekat kolam sumber air, ada saksi berteriak-teriak sambil menyebut nama korban. Kakak korban mendekat dan melihat korban sudah terapung di kolam sumber air," ucapnya.

Mengetahui itu, korban kemudian ditolong oleh kakaknya. Saat itu kakak korban sempat memberikan bantuan pernapasan.

"Oleh kakaknya sempat diberikan bantuan pernafasan, tapi tidak bisa. Diprediksi saat itu korban sudah meninggal," tuturnya.

Korban pun langsung dibawa ke rumah sakit. Saat di rumah sakit ditemukan adanya tanda-tanda yang tidak wajar.

"Ada tanda-tanda tidak wajar, lantas di rujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara. Dari hasil otopsi ternyata, di leher korban ada bekas cekikan dan ada luka," ucapnya.

Polisi lantas melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut. Dari penyelidikan, Polisi berhasil menangkap pelaku berinisial GCP.

"Malam kita sudah bisa mengamankan pelaku. Kebetulan pelaku adalah tetangga korban," ungkapnya.

Mashuri menyampaikan pelaku memiliki keterbelakangan komunikasi. Pelaku ini merupakan lulusan sekolah luar biasa (SLB) di Pakem, Sleman.

"Dia lulusan SLB di Pakem, kalau tidak salah autis," tuturnya.

Saat ini pelaku sedang dilakukan observasi di rumah sakit jiwa Pakem. Obeservasi ini untuk mengetahui mengetahui kondisi mental pelaku.

"Saat ini untuk tersangka sedang dimintakan keterangan ahli di rumah sakit jiwa Pakem dan sedang dilakukan obsevasi. Bisa mempertanggungjawabkan atau tidak perbuatanya karena kondisi mentalnya, jadi saat ini masih dimintakan keterangan ahli psikologi di rumah sakit jiwa Pakem," urainya.

Mashuri mengatakan, saat dimintai keterangan, pelaku memang mengakui perbuatanya. Pelaku mencekik dan menengelamkan korban di kolam sumber mata air.

Baca juga: Devara Putri, Otak Pembunuhan Indriana Dewi Jadi Caleg DPR RI, Raih 226 Suara

"Pada saat dilakukan pemeriksaan dia (pelaku) mengakui. Tapi karena kondisinya, kami harus meminta keterangan ahli," bebernya.

Pelaku lanjut Mashuri melakukan perbuatanya karena sering dijaili oleh korban.

"Motifnya dia jengkel sama korban karena sering dijahili dan sepedanya sering disembunyikan," tandasnya.

Menurut Mashuri, observasi terhadap pelaku membutuhkan waktu beberapa minggu. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari observasi tersebut.

"Sesuai dengan perundang-undangan secara psikolog tidak bisa mempertanggungjawabkan, otomatis (kasus) dihentikan," ujarnya.

Dari kejadian ini Polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor, satu unit sepeda, kunci kontak sepeda motor dan celana panjang kain.

Sejauh ini, GCP terancam Pasal 80 ayat (3) jo Pasal 76C UU RI nomor 35 Tahun 2014 sebagaimana diubah dengan UU RI nomor 17 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo 338 KUH Pidana (korban meninggal dunia).

"Ancaman hukumannya 10 tahun penjara," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com