Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

800 Hektar Lahan Jagung di Gunungkidul Diserang Ulat Grayak

Kompas.com - 22/02/2024, 14:07 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Ulat grayak atau nama latinnya spodoptera frugiperda, menyerang sekitar 800 hektar lahan pertanian jagung di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. 

"Hampir semua kapanewon terkena dampak ulat grayak. Kemarin lumayan, ada 800 an hektar. Sekarang sudah lumayan bagus, kemarin banyak," kata Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sarno saat dihubungi melalui telepon Kamis (22/2/2024).

Baca juga: Teror Ulat Bulu Serang Klaten, Warga Keluhkan Gatal-gatal

Dikatakannya, paling banyak di kawasan selatan, seperti Purwosari, Tanjungsari, Panggang, Saptosari, dan Tepus. Serangan ulat tersebut dengan tingkat kerusakan ringan, sedang, dan berat.

Kerugian yang dialami petani tidak banyak, karena petani mengisi lubang 3 sampai 2 biji jagung. Jika parah pun, bisa digunakan untuk pakan ternak.

"Tanaman jagung yang daunnya kurang dari empat akan mati, tapi kalau sudah di atas enam masih bisa hidup. Usia ulat itu kan hanya 20 hari," kata dia.

Dia menyebut ulat grayak berasal dari Amerika Latin dan mulai merebak di Indonesia sekitar tahun 2019. 

Saat ini serangan ulat itu sudah bisa diantisipasi sejak dini. Petani harus jeli melihat jika ada telur ulat untuk langsung di atasi dengan cara tradisional menggunakan abu dapur dan sisa gergaji.

Ramuan itu diletakkan di kuncup tanaman, atau disebar diatas tanaman pada pagi hari. Ulat keluar pada malam hari, kalau siang ulat itu masuk.

"Kalau pakai kimia kita semprot yang mati ya mati, yang kebal gak mati. Terus gak mati jadi kepompong jadi kupu lagi, dan bertelur di situ lagi. Kemarin yang efektif seperti itu (menggunakan cara tradisional)," kata dia.

Ulat itu dengan kepala mirip huruf Y, dan menyukai tanaman jagung.

Sarno berharap petani bisa mengantisipasi saat masuk MT II, dan MT III, dan harus ada monitoring/pengamatan rutin sejak dini. Dengan begitu tindakan pencegahan dan penanganan yang perlu diambil selanjutnya akan lebih mudah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Yogyakarta
Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Yogyakarta
Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

Yogyakarta
 Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Yogyakarta
3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Yogyakarta
Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Yogyakarta
Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com